Terobosan anak bangsa yang telah mengembangkan alat tes COVID-19 baru. Usai muncul metode GeNose dengan tes COVID-19 melalui embusan napas, kini tes virus corona bisa dilakukan dengan teknologi i-nose c-19 lewat keringat ketiak.
Teknologi yang digagas anak bangsa ini yaitu buatan guru besar Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD. Alat i-nose c-19 itu baru saja dilakukan uji coba profile di Rumah Sakit Islam Surabaya.
Pengujian ini dilakukan untuk mengejar satu akurasi yang benar antara i-nose dengan PCR. Artinya, uji profile ini dapat menentukan apakah tes COVID-19 melalui keringat ketiak memiliki keakuratan seperti tes usap dengan PCR.
”Yang dikejar adalah satu akurasi dengan prinsip yang benar dibagi total sampel. Kalau sampel 100 yang bener siapa,” ujar Riyanarto setelah menyerahkan 4 alat i-nose ke RS Islam, Senin (22/2).
“Maksudnya benar dibandingkan hasil PCR. Misalnya PCR positif, i-nose positif. PCR negatif, i-nose negatif. Kalau PCR negatif, i-nose positif maka i-nose yang salah. Kalah, dia (i-nose) yang salah,” imbuhnya.
Riyanarto juga memaparkan alat i-nose di RS memang digunakan untuk dilakukan uji profile. Dalam uji profile ini, 600 data telah disiapkan untuk diuji. Selanjutnya akan dilakukan uji diagnosis 2.000-2.500 data. Kemudian jika lolos, maka tes COVID-19 tersebut bisa izin edar dan diproduksi.
”Untuk bisa diproduksi massal, ini sedang uji profile, setelah selesai lalu uji diagnosis. Setelah uji diagnosis mencapai akurasi sekitar 93 persen, maka bisa mengajukan izin edar di Kemenkes. Insyaallah dengan bantuan banyak RS bisa, mudah-mudahan September bisa digunakan,” ujarnya.
Terobosan anak bangsa untuk tes Covid-19 ini diharapkan dapat menjadi manfaat bagi masyarakat karena harga yang terjangkau dan tidak berbahaya. Tes COVID-19 terobosan anak bangsa ini juga cukup canggih karena mengandalkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Cara kerjanya adalah teknologi AI akan memproses sampel dari bau keringat ketiak. Bau keringat akan diubah menjadi sinyal listrik, kemudian diklasifikasikan menggunakan AI. Tak sampai disitu, metode ini juga dilengkapi dengan fitur near-field communication (NFC) untuk memudahkan pengisian data yang cukup dengan menempelkan e-KTP pada alat deteksi cepat COVID-19.
Penggunaan cloud computing sebagai penyimpan data juga mendukung i-nose c-19 agar dapat terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, rumah sakit maupun laboratorium. Hasil uji profile i-nose c-19 sejauh ini memiliki tingkat akurasi 91 persen.