Seorang dokter mengaku tidak percaya Covid-19. Dokter yang bernama Adiany Adil kini menjadi perbincangan di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Padahal seorang dokter harus berada di garda terdepan melawan pandemi.
Dokter yang mengaku tidak percaya Covid-19 ini merupakan tenaga medis yang bertugas sebagai dokter umum di RSUD Massenrempulu Enrekang. Kini polisi turun tangan tangan menyelidiki hal itu.
Kapolres Enrekang, AKBP Andi Sinjaya, mengatakan, pihaknya telah memeriksa Adiany dan dimintai keterangan atas pernyataannya tidak percaya Covid-19 di sosial media miliknya.
“Kami mengambil langkah cepat dengan melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan untuk dimintai keterangan, yang bersangkutan juga berstatus seorang PNS dalam lingkup Pemkab Enrekang,” ujarnya, Kamis (2/9/2021).
Usai memanggil dr. Adiany, polisi juga akan melakukan pemanggilan terhadap pihak Pemkab Enrekang, sebagai tempat Adiany mengabdi menjadi tenaga medis.
Hal itu dilakukan untuk mengusur atau mencari tahu sikap Adiany di lingkungannya hingga nekat membuat pernyataan itu. Jika ditemukan unsur pidana, polisi pun akan bertindak.
“Sementara itu langkah selanjutnya kami akan lakukan pemanggilan terhadap pihak dan instansi terkait untuk pemeriksaan lebih lanjut sehubungan dengan perbuatan dr Adiany,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, dr Adiany memposting surat pernyataan mengenai tidak percaya Covid-19 di akun media sosial Facebooknya.
Adiany menjelaskan, surat pernyataan itu sebenarnya untuk sekolah sang anak. Pasalnya, setelah proses aktivitas sekolah selama tiga hari, Tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Enrekang langsung menghentikan.
“Pihak sekolah meminta bantuan karena aktivitas tiba-tiba dihentikan. Jadi saya buatlah surat pernyataan perihal Covid, yang saya ketahui selama ini,” ujarnya dikutip dari FAJAR, Kamis, 2 September.
Adiany juga mengungkapkan, selama dirinya menjadi dokter di RSUD Maspul Enrekang, dokter tak pernah mendiagnosa adanya Covid-19 di tubuh pasien.
Rata-rata, kata dia, pasien didiagnosa Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan SARS. Sehingga menurutnya, hingga saat ini belum ada pasien yang terkonfirmasi Covid-19.
“Makanya saya bilang di mana ini buku teori bagian mana Covid beredar. Jadi itu yang sebarkan itu adalah ilmu kedokteran ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Karena postingan tersebut, dr Adiany sudah dimintai pertanggungjawaban oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Enrekang dan Polres Enrekang.