Karena mengatakan orang miskin karena kurang Ibadah melalui salah satu televisi swasta, pengusaha sekaligus ustaz Yusuf Mansur mengaku salah.
“Siap salah. Siap memperbaiki kalimat juga ucapan. Saya siap juga mendengar. Sekali lagi, siap juga denger. Termasuk siap juga belajar dari kawan-kawan netizen. Bismillah. Walhamdulillah,” tulis Yusuf Mansur melalui website pribadinya, mengklarifikasi pernyataannya terkait orang miskin tersebut, Minggu (18/4/2021).
Ucapan Yusuf Mansur yang mengatakan orang miskin karena kurang ibadah telah menimbulkan beragam komentar dari para netizen bahkan sejumlah kalangan.
“Mau salah kutip apa enggak juga. Saya selalu siap salah juga belajar. Mungkin juga itu ucapan di Metro TV saat mengajar. Pokoknya terus belajar. Gak ada ruginya juga,” ujar Yusuf Mansur.
Pernyataan tentang orang miskin karena kurang ibadah itu sebelumnya menuai kritikan dari salah satu tokoh NU, Akhmad Sahal. Dia menilai Yusuf Mansur keliru sebab Rasulullah saja senantiasa berdoa agar ditempatkan bersama orang-orang miskin.
“Jangan segan-segan juga kasih tau kalo saya salah. Terima kasih kepada Mas Feby Indirani di Twitternya juga Mas Akhmad Sahal. Terima kasih juga semuanya,” ujar Yusuf Mansur.
“Nanti saya perbaiki diksinya. Saya perbaiki juga kalimatnya. Diperbaiki ucapannya. Saya memperbaiki omongan. Diperbaiki juga pemahaman saya,” tambahnya
Kisruh ini berawal dari cuitan Feby Indriani di Twitter-nya. Dia mengomentari pernyataan Yusuf Mansur di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
“Ustaz kondang Yusuf Mansur baru saja bilang di Metro TV, ‘Mohon maaf nih, kalau Anda miskin, coba cek, pasti Anda kurang ibadah.’ Kasian banget kaum miskin di negara ini ya, sudah ditindas struktur disalahkan ustaz kaya raya pulak,” tulisnya.
Feby mengatakan, yang dikatakan Yusuf Mansur tersebut berbeda dengan visi Rasulullah yang berusaha mewujudkan keadilan. Sementara Yusuf Mansur malah menjadi agen kapitalisme yang melulu menyalahkan orang miskin.
Padahal menurut Feby, orang miskin kerap tidak bisa keluar dari kemiskinan karena kebijakan-kebijakan dan sistem belum berpihak pada mereka.