Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas ikut merespons munculnya kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang mau menggulingkan Presiden Joko Widodo dan mengganti ideologi Pancasila.
Anwar Abbas kemudian membandingkan gerakan yang ingin mengganti ideologi negara dengan para pejabat tinggi negara dan politikus yang tindakannya seolah jauh dari nilai-nilai Pancasila.
“Saya rasa ideologi para petinggi negara, politikus, dan pemilik kapital di negeri ini, sudah tidak lagi didominasi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945,” kata Anwar dikutip dari GenPI.co, Selasa (19/4).
Menurut Anwar, tak sedikit pula yang menganut liberalisme dan kapitalisme. “Kenapa hal itu tidak dilihat sebagai suatu ancaman? Mengapa pelakunya tidak ditangkap?” imbuhnya.
Anwar Abbas mengatakan, dampak adanya pejabat yang menganut kapitalisme dan tidak mengamalkan Pancasila begitu besar.
“Dampak dari tindakan dan perbuatan teroristik yang mereka lakukan efek buruknya mengena masyarakat lapis bawah,” ungkap Anwar.
Dia juga menilai emak-emak ketakutan karena ekonomi keluarga mereka terpukul imbas kebijakan petinggi negara yang tak mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Ketua Muhammadiyah itu menyinggung kasus kelangkaan minyak goreng menjadi bukti rakyat tidak berkutik menghadapi persoalan bangsa.
“Pertanyaannya, apakah para penegak hukum tidak melihat tindakan mereka sebagai anti-Pancasila dan anti-UUD 1945?” kata Anwar.
Maka, Anwar mengimbau agar para pejabat negara dan politikus kembali ke ideologi Pancasila. Kata Anwar, Pancasila bukan hanya pemanis di bibir saja, melainkan harus diimplementasikan di dalam perbuatan sehari-hari.