Sederet startup dalam negeri mengalami masa sulit dalam operasionalnya. Misalnya Shopee hingga LinkAja ikut terseret badai PHK karyawan.
Sementara startup, e-commerce furnitur PT Kayu Raya Indonesia atau Fabelio baru-baru ini dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Berikut deretan startup yang mengalami PHK hingga bangkrut sejak awal 2022, dikutip dari kumparan
- Fabelio
Perusahaan e-commerce di bidang furniture PT Kayu Raya Indonesia atau Fabelio telah dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Dikutip dari laman resmi SIPP PN Jakpus, Sabtu (15/10) Fabelio telah menyandang status pailit sejak putusan yang diketuk pada 5 Oktober 2022. “Status putusan, dikabulkan,” tulis PN Jakpus.
- Shopee Indonesia
PT Shopee Indonesia melakukan PHK pada pertengahan bulan September. Kabar tersebut disampaikan oleh. Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, menjelaskan kondisi 2023 yang penuh ketidakpastian membuat pihaknya harus melakukan efisiensi.
“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” kata Radynal melalui pesan tertulis, Senin (19/9).
- LinkAja
PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja dikabarkan melakukan PHK terhadap sekitar 200 karyawannya. Perusahaan mengaku sedang melakukan reorganisasi SDM perusahaan. Namun mereka membantah bahwa jumlah karyawan yang di-PHK sebanyak yang dirumorkan.
“Informasi ini (200 karyawan di PHK) kurang tepat. Jumlah reorganisasi SDM kami jauh dari angka yang disebutkan tersebut,” kata Head of Corporate Secretary Group LinkAja, Reka Sadewo kepada kumparan, Rabu (25/5).
- Zenius
Startup edukasi (education technology/edutech) Zenius melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 200 karyawan lebih. Kabar tersebut dibenarkan oleh pihak perusahaan dalam keterangan resminya.
Zenius menyebut, langkah PHK ratusan karyawan ditempuh karena perusahaan terdampak kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Zenius memastikan seluruh karyawan mendapat hak pesangon setelah PHK dilakukan.
“Karyawan yang menjadi bagian dari kebijakan ini akan mendapatkan pesangon sesuai dengan Peraturan dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia,” sebut keterangan resmi Zenius, Selasa (24/5).
- TaniHub
TaniHub Group baru-baru ini memutuskan untuk menutup dua warehouse atau gudang mereka. Penutupan dilakukan perusahaan agriculture technology berbarengan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan.
Kabar tersebut dibenarkan Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group, Bhisma Adinaya.
“Betul bahwa saat ini TaniHub menghentikan operasional warehouse Bandung dan warehouse Bali,” jelas Bhisma dalam keterangan tertulis kepada kumparan, Senin (28/2).
- Tokocrypto
Perusahaan penjual aset digital Tokocrypto memberhentikan 45 karyawannya atau sekitar 20 persen dari 227 orang jumlah pekerja. VP Corporate Communications Tokocrypto Rieka Handayani mengatakan pemberhentian puluhan karyawan ini lantaran perusahaan bakal melakukan perubahan strategi bisnis sejalan dengan pasar kripto dan ekonomi di dunia.
Meski demikian, perusahaan startup ini dikatakan akan membantu pegawai yang terkena PHK mencari tempat kerja baru. Salah satunya dengan memberikan rekomendasi kepada beberapa perusahaan mitra kerja selama ini.
- ID
Layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID mengambil langkah PHK sebagai salah satu improvisasi agar perusahaan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.
“Sehubungan dengan pengambilan keputusan ini, maka JD.id akan patuh dan tunduk terhadap regulasi ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan pemerintah, dan akan memperlakukan dan memberikan hak karyawan, sebagaimana diatur dalam regulasi tersebut,,” ujar Director of General Management JD.ID Jenie Simon dalam pernyataan, Jumat (27/5).
- Pahamify
Pahamify, salah satu startup edutech Indonesia, mengumumkan ‘pamit 2022’ melalui akun media sosialnya. Kabar tersebut diungkap setelah mereka PHK massal karyawan pada awal Juni 2022.
Startup ini menjelaskan kepada pengguna yang sedang berlangganan bahwa aplikasi akan tetap berjalan sampai waktu yang tidak ditentukan. Pengguna akan dikabarkan informasi lebih lanjut.
“Mipi (sebutan Pahamify untuk penggunanya) pamit. Terima kasih banyak, Pahamifren! (sebutan pengguna mereka). Terima kasih karena sudah mempercayakan Mipi sebagai teman belajar kalian, sebagai teman seperjuangan UTBK, dan sebagai teman dalam meraih mimpi-mimpi kalian,” tulis postingan Pahamify di Twitter, Selasa (28/6).