PT Daliatex Kusuma pada akhir kuartal ketiga tahun 2022, perusahaan pabrikan terintegrasi penghasil tekstil kualitas terbaik di Bandung.
Tahun ini Daliatex Kusuma kembali berkolaborasi dengan brand-brand lokal untuk mendukung program Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang ingin mengembangkan industri fashion Indonesia.
Perusahaan Daliatex Kusuma telah berdiri sejak tahun 1965 ini merasa bangga diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam acara Jakarta Muslim Fashion Week 2022 (JMFW 2022).
Dalam pagelaran tersebut, Daliatex Kusuma akan berkolaborasi bersama brand lokal Klamby, Deenay, Restu Anggraini, dan Kami dengan mengusung tema “Karya Cinta Untuk Bangsa”, sebuah kolaborasi yang menggabungkan karya -karya anak bangsa guna mengharumkan nama Indonesia di muka dunia.
Dilengkapi teknologi terkini dan berkualitas internasional, Daliatex Kusumamemiliki visi untuk selalu memberikan yang terbaik bagi pelanggannya dengan mengutamakan inovasi dan kreativitas. Produsen kain terkemuka di kota kembang ini berprinsip bahwa menduniakan modest fashion Indonesia merupakan cita-cita yang harus diraih bersama.
Untuk mewujudkan impian tersebut, Daliatex menyediakan pusat research and development yang khusus dibangun untuk menciptakan kain berkualitas sesuai dengan kebutuhan brand mode yang menjadi mitranya.
Devina Unjoto selaku marketing executive PT Daliatex Kusuma menuturkan kreativitas dan seni akan bertemu kualitas dan teknologi di Daliatex.
“Kami yakin, kombinasi tersebut akan menjadikan Daliatex Kusuma dan para customer-nya sebagai trend leader di industri fashion, bukan sekadar menjadi follower,” tegas Devina saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, Jumat (21/10/22).
Devina juga meyakini bahwa kesinambungan antara kreativitas brand dan fasilitas modern yang dimiliki Daliatex Kusumadapat memajukan modest fashion Indonesia hingga ke tingkat internasional.
“Daliatex percaya bahwa kain berperan penting dalam menentukan DNA dan identitas suatu brand fashion. Salah satu kain unggulan Daliatex adalah Ultrafine, bahan hijab yang banyak digunakan oleh brand-brand hijab terkemuka. Untuk menciptakan Ultrafine, Daliatex harus melalui proses yang sangat panjang serta penuh trial dan error, hingga akhirnya menghasilkan kain yang sangat diminati di pasar modest fashion,” papar Devina.
Daliatex berharap dapat terus menjadi pabrik kain yang mampu mengakomodasi kebutuhan industri fashion di Indonesia.
“Daliatex telah mendukung dan berkolaborasi dengan brand-brand lokal Indonesia selama lebih dari sepuluh tahun. Beberapa tahun belakangan ini, industri fashion di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang pesat. Kami sangat bangga dapat menyaksikan dan menjadi bagian dari perkembangan brand -brand tersebut,” pungkas Devina.
Sementara Designer Restu Anggraini yang kolaborasi dengan DALIATEX yang mengusung tema “KARYA UNTUK BANGSA”. Koleksi kolaborasi ini menampilkan busana wanita yang terinspirasi dari kisah/cerita rakyat Indonesia.
“Koleksi kali ini berjudul “SABAI” yang diadaptasi oleh cerita rakyat berasal dari Sumatera Barat. Terinspirasi dari sosok Sabai Nan Aluih, seorang puteri yang lembut, berbudi pekerti luhur serta memiliki kecantikan yang memancarkan aura wanita yang kuat,” ujar Restu Anggraini
Sentuhan feminine yang hangat serta kelembutan look koleksi ini, tersiratkan pada desain busana berlapis atau layering menggunakan material satin, sifon, dan poly-linen bersiluet A-Line dan flowy.
“Motif floral menampilkan warna- warna pastel menggunakan teknik aplikasi hand painting pada setiap helai kelopaknya. Hand painting ini tidak hanya diterapkan pada permukaan material bermotif untuk menambahkan efek timbul dan shiny, juga pada lapisan-lapisan kelopak bunga sehingga memperlembut dan memperkaya look secara keseluruhan,” ungkapnya.
Pilihan busana yang istimewa dengan sentuhan motif modern dan warna playful melalui koleksi Spring / Summer 2023 bertemakan “The Tudor Rose”.
Nama koleksi ini diambil dari bunga favorite dari Ratu Elizabeth I, selain itu Tudor Rose merupakan bunga Nasional Inggris dalam sejarah War of the Roses.
Klamby memilih koleksi The Tudor Rose ini terinspirasi dari salah satu wastra nusantara yang menarik perhatian karena tampilannya yang terlihat berbeda dibandingkan dengan wastra lain yang sudah familiar di masyarakat, wastra tersebut adalah Tenun Bulu Sutera Garut. Teksturnya yang menarik, ragam hias yang bervariasi, serta warna yang beragam menambah daya tarik dari selembar wastra Tenun Bulu Sutera Garut yang ditenun dengan benang sutera menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
“Dari situlah kemudian muncul inspirasi untuk mengeksplorasi tekstur, sejarah, dan ragam hias yang ada dalam selembar wastra yang mengalami banyak revolusi perubahan zaman dan teknologi,” ujar Klamby.