Penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Harun Al Rasyid, merupakan penyidik yang paling diwaspadai oleh pimpinan lembaga antirasuah ini.
Bahkan, Harun Al Rasyid menempati peringkat pertama dalam daftar pegawai paling diwaspadai yang dibuat pimpinan KPK.
Pernyataan ini diungkap Harun Al Rasyid dalam acara Mata Najwa episode KPK Riwayatmu Kini. Harun mendengar informasi soal dirinya menjadi pegawai paling diwaspadai dari Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron.
Saat bertemu Ghufron, Harun diberi tahu bahwa namanya menempati nomor satu dalam daftar pegawai yang dibuat Ketua KPK, Firli Bahuri.
Ghufron, kata Harun, kala itu bingung saat tahu nama penyidik KPK ini masuk dalam daftar tersebut. “Saya nggak ngerti nama Anda itu menjadi urutan teratas dari daftar yang pernah diberikan oleh Pak Firli kepada saya.”
“Apa kesalahan saudara? Apa kesalahan syeh selama ini? Saya kan orang baru, tolong saya dikasih tahu,” kata Ghufron kepada Harun.
Bahkan, Ghufron mengungkapkan ada sekitar 30 nama yang masuk dalam daftar itu.
Siapa Harun Al Rasyid?
Harun Al Rasyid yang menjabat sebagai Kepala Satuan Tugas Penyelidik, memimpin operasi tangkap tangan (OTT) Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat, pada Senin (10/5/2021).
Namun, Harun adalah satu diantara pegawai yang tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Selain sebagai penyidik, Harun dikenal aktif sebagai Wakil Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK. Ia mendampingi Yudi Purnomo Harahap.
Harun juga pernah mengikuti seleksi calon pimpinan KPK periode 2019-2023. Ketika itu, ia lolos seleksi tahap pertama.
Harun pernah membuat buku berjudul Fikih Korupsi: Analisis Politik Uang di Indonesia dalam Perspektif Maqasid Al-Shari’ah.
Buku tersebut dibuat sebagai syarat Harun lulus S3 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam acara Mata Najwa, Harun Al Rasyid menilai ada kekuatan besar yang menekan Ketua KPK, Firli Bahuri. Hal ini terkait nasib 75 pegawai KPK yang tak lulus TWK, yang mana 50 di antaranya diberhentikan.
“Ada kekuatan besar di luar dia itu yang sedang juga mem-pressure dia,” ungkap Harun.
Mengaku dekat dengan Firli, Harun mengatakan pernah menagih utang budi pada Ketua KPK tersebut.
Karena pernah membantu Firli saat menjabat Direktur Penindakan KPK, Harun pun meminta supaya ia dan teman-temannya yang tak lulus TWK, lebih diperhatikan.
“Saya cuma minta nama saya dan kawan-kawan saya diperhatikan,” ujarnya.
Namun, Firli mengaku tak bisa melakukan apa-apa, kepada Harun, ia mengatakan apa yang terjadi pada 75 pegawai KPK adalah kehendak Tuhan. “Dijawab dia saya sudah berusaha tapi semua itu Allah yang berkehendak.”
“Lho, Allah itu tergantung niat, tergantung niat dari Anda dan apa yang Anda lakukan,” pungkasnya.