Kafe lokal di Singapura, The Ritual menyampaikan permohonan maaf setelah mendapat kritikan dan hujatan dari pengguna media sosial di kolom komentar Instagram resmi mereka terkait pelecehan yang mereka lakukan terhadap nasi padang.
The Ritual sebelumnya meluncurkan makanan ‘Nasi Padang without nasties’ atau Nasi Padang versi mereka yang bertajuk menikmati Nasi Padang tanpa rasa bersalah.
The Ritual yang kerap menawarkan roti segar dan makanan sehat itu dianggap tak menghargai budaya dan telah menimbulkan persepsi berbeda terkait Nasi Padang yang memang berasal dari Indonesia.
Dalam postingan foto yang dibagikan di akun resmi mereka yang kini telah dihapus tersebut, The Ritual menyebut pelanggan bebas memakan hidangan tradisional “bebas dari rasa bersalah”.
Menurut kafe ini, Nasi Padang versi mereka tidak memiliki MSG, tanpa bahan tambahan dan hanya menggunakan garam Himalaya. Oleh karena itu masyarakat bisa ‘menikmati cita rasa Indonesia tanpa rasa bersalah’.
Nasi Padang versi mereka ini terdiri dari Ayam Serai atau Daging Sapi atau Patty Impossible, Kentang Goreng, Terong Balado, Quinoa atau Nasi dan Telur.
Mengutip Mothership, atas dasar ini, para pengguna Instagram pun merasa tersinggung The Ritual dianggap tidak sensitif secara budaya.
Tak berapa lama, pihak kafe menyampaikan permohonan maaf di laman Instagram Story mereka. Mereka juga mengklarifikasi, Nasi Padang Without Nasties tersebut tak bermaksud merendahkan siapa pun atau budaya apa pun.
Alih-alih itu, karena pihak kafe sangat menyukai Nasi Padang dan ingin menciptakan “versi yang lebih sehat”. Mereka mengaku ingin membuat versi mereka sendiri tanpa MSG, aditif, penyedap buatan dan dengan lebih sedikit minyak
“Seharusnya kami tidak menulis seperti ini yang memberi ruang untuk kesalahpahaman dan dengan demikian menciptakan ketegangan. Karena kami jelas sangat menyukai dan menghargai hidangan orisinal sehingga ingin menciptakannya kembali dalam interpretasi kreatif kami sendiri agar sehat untuk dinikmati semua orang,” tulisnya.