Kebijakan pemerintah melakukan PPKM untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 justru berdampak terhadap perekonomian rakyat terutama UKM yang bergerak di bidang kafe dan restoran.
Berbagai protes terhadap kebijakan PPKM ini bermunculan termasuk dari Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat.
Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran Jabar berinisial, GB, mencoba bunuh diri sebagi bentuk protes terhadap kebijakan PPKM. Istri GB mengungkapkan bahwa usaha mereka kini lumpuh total. Tersisa satu restoran dari enam cabang yang ada.
GB melakukan aksi percobaan bunuh diri itu di depan gerbang Balai Kota Bandung. Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran ini melancarkan aksinya pada Rabu (4/8/2021) sekitar pukul 13.10 WIB. Aksi tersebut dilakukan GB sebagai bentuk protes pelaksanaan PPKM.
Sebelumnya, GB dikabarkan sempat menyerukan aksi pemasangan bendera putih sebagai bentuk protes terhadap kebijakan PPKM. Namun seruan tersebut batal dilakukan.
Sebelum melancarkan aksi bunuh dirinya, GB menghubungi seorang staf Humas Pemkot Bandung bernama Jajang Jaenudin. GB mengabarkan jika dirinya hendak melakukan upaya bunuh diri.
Jajang kemudian berusaha untuk mencegah tindakan GB. Namun, sesampainya di depan Balai Kota Bandung, Jajang melihat GB sudah tergeletak. GB tergeletak dengan kondisi terluka di bagian leher dan perut kanan.
Seorang saksi melihat adanya pisau dapur tergeletak tak jauh dari korban. Korban pun langsung mendapat penanganan dari PMI Bandung kemudian dibawa ke RS Hasan Sadikin.
Aksi yang dilakukan ketua Asosiasi Kafe dan Restoran Jawa Barat ini, di luar dugaan sang istri, ER. ER mengaku kaget atas tindakan sang suami.
“Enggak tahu, saya tidak tahu banget. Di luar dugaan,” ujar ER Kamis (5/8/2021).
ER mengungkapkan, bahwa suaminya itu sedang memikul beban berat di tengah aturan PPKM yang terus diperpanjang.
Usaha pempek milik GB banyak yang tutup. Karyawan pun diberhentikan. Padahal, awalnya GB memiliki 6 cabang usaha pempek. Selama PPKM Darurat diberlakukan, cabang tersebut terus berkurang hingga tersisa 2 lalu tinggal tersisa 1.
Apalagi, restoran yang kini tersisa berada di area jalan yang ditutup.
“Dari zaman PSBB tinggal dua cabang dari enam, terus dari dua tinggal satu. Itu lokasinya di penutupan jalan. Walaupun sekarang solusinya take away, ada grab dan sebagainya, ya siapa yang mau ke situnya jalan ditutup, driver mana yang mau ngambil,” ujarnya.
ER mengungkapkan, pendapatan sang suami berkurang hingga 80 persen. Mereka pun kesulitan membayar sejumlah cicilan. Meskipun mendapat keringanan, ER mengaku tetap kesulitan.
“Walaupun dikatakan ada keringanan tapi kan tetap saja faktanya bayar, bukan kita gak mau bayar, kita pasti bayar kalau ada juga kita mah pasti bayar,” ujarnya.
Sebelum nekat beraksi, Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran ini diduga sempat mengirim sebuah rekaman. Dalam rekaman tersebut, ia meminta maaf kepada teman seperjuangan dan keluarga. Ia juga menyinggung soal PPKM hingga berharap pemerintah dapat bijak dalam menerapkan aturan.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami motif percobaan bunuh diri yang dilakukan GB. “Jadi, kami sudah hubungi korban, di sana belum bisa dimintai keterangan di ruang perawatan RSHS,” ujar Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudi Tri Handoyo, Kamis (5/8/2021).