Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter melanda timur Pulau Utara Selandia Baru pada hari Jumat, memicu peringatan tsunami yang kemudian dicabut, meskipun penduduk diminta untuk tetap waspada.
“Tidak ada lagi ancaman tsunami,” kata Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC).
Tidak ada laporan langsung tentang kerusakan atau korban yang serius, tetapi Badan Manajemen Darurat Nasional (Nema) Selandia Baru menyarankan orang-orang di beberapa daerah pesisir untuk segera pindah ke dataran tinggi.
Otoritas pertahanan sipil setempat mengatakan ancaman tsunami akan berlanjut selama beberapa jam.
“Genangan pesisir (banjir di wilayah daratan) diperkirakan terjadi di wilayah yang terancam darat dan laut,” cuit Nema.
Kota besar terdekat ke pusat gempa adalah Gisborne, dengan populasi sekitar 35.500. Orang-orang di dekat pantai dari Cape Runaway ke Tolaga Bay disuruh mengungsi.
“Semoga semua orang baik-baik saja di luar sana – terutama di Pantai Timur yang akan merasakan kekuatan penuh,” kata perdana menteri, Jacinda Ardern, di Instagram.
Tidak ada ancaman terhadap ibu kota, Wellington, dan wilayah lainnya, tetapi otoritas pertahanan sipil meminta penduduk di seluruh negeri untuk menjauh dari pantai dan wilayah laut karena mungkin ada arus yang kuat dan tidak biasa. Pemantau seismik pemerintah Selandia Baru, GeoNet, menilai gempa berkekuatan 7,2 dengan kedalaman 94 km.
Lebih dari 60.000 orang melaporkan merasakan getaran di situs web GeoNet, dengan 282 orang menggambarkan getaran itu sebagai “parah” dan 75 orang mengatakan itu “ekstrem”. Kebanyakan orang lain menggambarkannya sebagai guncangan ringan. Gempa susulan masih tercatat di daerah tersebut.
Survei Geologi AS awalnya mencatat gempa di 7,3, kemudian merevisi menjadi 6,9. Dikatakan gencangan berpusat di kedalaman 10km.
Pada tahun 2011 gempa berkekuatan 6,3 melanda kota Christchurch, menewaskan 185 orang dan menghancurkan sebagian besar pusat kota.