Co-pilot NAM Air, Fadly Satrianto, yang meninggal saat menjadi ekstra kru di Sriwijaya Air SJ182, jenazahnya dinyatakan telah terindentifikasi.
Pihak Jasa Raharja Cabang Jatim juga telah memberi santunan kepada ahli waris keluarga Fadly Satrianto yakni sang ayah Sumarzen Marzuki.
Ibunda Fadly Satrianto, Ninik Andiyani menyatakan keinginanannya agar uang santunan kepada anaknya digunakan untuk membangun masjid.
“Buat membangun masjid, buat membangun masjid,” ujar Ninik sambil terisak saat perwakilan Jasa Raharja Cabang Jatim secara simbolis menyerahkan santunan di kediaman keluarganya Jalan Tanjung Pinang, Surabaya, Rabu (13/1/2021).
Ninik sendiri terlihat tidak kuat membendung air matanya. Sesekali dirinya mengusap air mata dengan sebuah tisu yang dia genggam. Beberapa kali, dia dikuatkan sang suami Sumarzen Marzuki.
Ia tak banyak berbicara. Sesekali dia berkata “Minta doa buat anak saya, diterima di sisi terbaik, surga, aamiin,” ucapnya.
Sumarzen sendiri berterima kasih atas santunan dari Jasa Raharja. “Saya dari pihak keluarga berterima kasih,” katanya.
Fadly merupakan ekstra kru yang menumpangi Sriwijaya Air SJ182. Status Fadly sesungguhnya ialah Kopilot di NAM Air. Ia terbang ke Pontianak menumpang Sriwijaya Air atas perintah perusahaan untuk menerbangkan pesawat NAM Air yang ada di Pontianak. Sriwijaya dan NAM Air adalah maskapai dalam satu perusahaan yang sama.
Diketahui, seitar pukul 11.00 WIB, pihak Jasa Raharja tiba di rumah duka Fadly Satrianto. Pihak Jasa Raharja menyerahkan santunan korban kecelakaan pesawat kepada keluarga Fadly.
Kepala Cabang Jasa Raharja Jatim, Suhadi mengatakan usai teridentifikasi oleh tim DVI Polri, pihaknya langsung menyerahkan santunan kepada ahli waris korban.
“Kita memberikan santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas baik darat, laut, dan udara. Hari ini, kita serahkan korban atas nama Fadly Satrianto dengan ahli waris Pak Sumarzen. Kami terima info dari DVI di Jakarta, bahwa sudah teridentifikasi. Segera hari ini kita salurkan santunan ke beliau (pihak keluarga),” kata Suhadi di lokasi. (detikcom)