Varian baru virus corona yang menyebabkan Covid-19, yaitu varian delta, sudah terlacak di Jakarta. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta menyarankan warga mulai terbiasa mengenakan masker dobel agar tidak terpapar Covid-19.
“Virus varian delta sangat infeksius, sehingga para pakar menyimpulkan kalau masker satu lapis itu tembus, sehingga masker dua lapis. Dua lapis itu minimal satu maskernya 3 ply. Jadi total 6 ply,” ujar Ketua IDI Jakarta, Slamet Budiarto, Minggu (27/6/2021).
Kata Slamet, penggunaan masker dobel itu, bisa digabung masker medis dan masker kain, atau masker medis dan masker medis.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, diharapkan oleh Slamet meninjau ulang kebijakan PPKM mikro. Menurut Slamet, PPKM mikro kurang efektif dalam menekan kasus Covid-19.
“Kalau PPKM mikro tidak berefek, ini Jabodetabek sudah overload rumah sakitnya. Paling tidak dilakukan PSBB yang diperketat, seperti awal pandemi,” ujar Slamet.
Slamet menyarankan agar orang dari luar negeri yang masuk ke Indonesia dibatasi. “Kalau misal bisa mengendalikan varian delta, terus pengetatan orang yang keluar masuk Indonesia tidak ketat, ya nanti meledak lagi,” kata Slamet.
“Berarti intinya masyarakat harus taat protokol kesehatan, tapi harus juga diimbangi virus itu jangan sampai masuk ke Indonesia. Apalagi Jakarta sebagai tujuan utama,” imbuhnya.
DKI Jakarta termasuk salah satu provinsi di mana telah ditemukan kasus Covid-19 yang disebabkan virus corona varian baru, yaitu varian delta, alpha, dan beta. Menurut Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI pada Rabu lalu, total ada 94 kasus positif Covid-19 akibat ketiga varian tersebut.
Dari total tersebut, varian delta paling banyak di Jakarta, dengan jumlah 57 kasus. Disusul varian alpha sebanyak 33 kasus, dan beta dengan 4 kasus.
Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari sebelumnya. Pada pertengahan Juni 2021, total ada 48 kasus dengan varian baru di Jakarta.