Aksi teror gedor pintu melanda rumah Sukani (60), warga Dusun Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi. Teror yang membuat bergidik seisi rumah itu berlangsung hampir satu bulan lamanya.
Sukani mengatakan, aksi teror gedor pintu berlangsung mulai awal puasa Ramadhan berlanjut hingga lebaran Idul Fitri 2023. Nyaris satu bulan, rumahnya dijadikan aksi teror orang tak bertanggung jawab.
“Mulai awal tarawih sampai Lebaran hari ketiga. Bikin keluarga ketakutan,” ujarnya, dilansir dari Kumparan, Sabtu (29/4/2023).
Dijelaskan Sukani, awal teror dimulai dengan menggedor pintu bengkel. Diketahui, anak Sukani membuka bengkel sepeda motor bersandingan dengan rumahnya yang berada di pinggir jalan alternatif Kecamatan Genteng.
Menurutnya, aksi teror gedor pintu itu dilakukan pada rentan waktu tengah malam maupun dini hari. Suara yang ditimbulkan dari gedoran bengkel itu lumayan keras.
“Sampai terbangun semua. Saat keluar (mengkroscek) ternyata sudah tidak ada pelaku,” tambahnya.
Aksi itupun berlanjut hingga beberapa kali. Membuat pintu bengkel bagian atas sebagian jebol.
Tak sampai di situ, terjadi eskalasi teror setelah aksi gedor pintu bengkel yang dilakukan pelaku. Yakni, dengan melempar petasan yang diarahakan pada tumpukan tabung gas milik Sukani melalui lubang pintu bengkel yang telah dirusak sebelumnya.
Aksi ini, kata Sukani, dilakukan pada pertengahan Ramadhan. Atap rumah juga tak luput dari lemparan petasan pelaku. Ini membuat dirinya dan keluarga makin ketakutan.
“Yang saya takutkan itu tumpukan gas bisa meletup. Termasuk atap saya dilempari petasan dan bebatuan kecil,” ujarnya.
Puncaknya, terjadi pada H+3 Lebaran atau tepatnya pada hari Selasa (25/4). Pelaku melemparkan 3 buah bongkahan batu yang tepat mengenai kaca jendela bagian depan rumah.
Lemparan batu bekas cor-coran bangunan itu bahkan ada yang merangsek masuk rumahnya. Sukani menyebut, dua kaca jendela rumah setebal 3 dan 5 milimeter tumbang terkena lemparan batu.
“Ini (pecahan kaca) berserakan yang saya kumpulkan. Sudah kelewat batas itu pelaku. Dan anehnya cuma rumah saya yang jadi sasaran,” ungkapnya.
Sukani pun tak habis pikir apa yang mendasari pelaku melakukan aksi teror tersebut. Ia merasa tak sekalipun memiliki musuh ataupun bermasalah dengan orang lain.
Diwakilkan anak sulungnya bernama Lukman Rohim (25), ia langsung melapor ke Mapolsek Genteng.
Terpisah, Kapolsek Genteng Kompol Sudarmaji mengatakan, belum menerima laporan resmi atas peristiwa gedor pintu yang dialami Sukani.
Sudarmaji sempat meminta korban untuk datang dan membuat laporan resmi untuk dimintai keterangan.
“Yang bersangkutan belum melapor langsung. Sempat kita minta datang atas arahan anggota di lapangan namun belum juga datang ke kantor,” ujarnya.