Gedung kantor Associated Press dan Al Jazeera Network di Gaza hancur dibom oleh pasukan pertahanan Israel. Serangkan terhadap kantor media ini mendapat kutukan keras dari Institut Pers Internasional (IPI), jaringan editor global, eksekutif media dan jurnalis terkemuka.
Menurut laporan Ipi media, sebuah gedung bertingkat tinggi di kota Gaza yang menampung kantor The Associated Press dan Al Jazeera Media Network hancur dalam serangan udara Israel.
Sementara, Jurnalis dan staf media yang bekerja di gedung tersebut telah dievakuasi menyusul peringatan oleh pasukan Israel kepada pemilik gedung.
“Penargetan organisasi berita sama sekali tidak dapat diterima, bahkan selama konflik bersenjata. Ini merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia dan norma-norma yang disepakati secara internasional, ”kata Direktur Eksekutif IPI Barbara Trionfi.
“Khususnya selama masa krisis, media memainkan peran fundamental dalam menawarkan informasi yang tepat waktu, akurat dan adil tentang perkembangan di lapangan. Israel harus segera menghentikan serangan semacam itu terhadap organisasi berita. ”
“Meskipun kami berterima kasih atas peringatan yang menyebabkan penyelamatan nyawa manusia, menghancurkan kantor-kantor ini membuat jurnalis profesional kehilangan tempat yang aman untuk bekerja dan mengumpulkan serta menyebarkan informasi yang penting bagi pemahaman publik tentang konflik. Tidak ada keraguan bahwa pasukan Israel menyadari bahwa kantor media akan dihancurkan, ”kata John Daniszewski, ketua Komite Amerika Utara IPI dan perwakilan khusus IPI untuk keselamatan jurnalis.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden dan CEO Associated Press Gary Pruitt mengutuk serangan kantor Al Jazeera yang menggambarkannya sebagai perkembangan yang sangat mengganggu.
“Kami terkejut dan ngeri bahwa militer Israel akan menargetkan dan menghancurkan gedung yang menampung biro AP dan organisasi berita lainnya di Gaza. Mereka sudah lama mengetahui lokasi biro kami dan tahu ada wartawan di sana. Kami mendapat peringatan bahwa gedung akan dihantam, ”kata Pruitt.
“Dunia akan tahu lebih sedikit tentang apa yang terjadi di Gaza karena apa yang terjadi hari ini.”
Penjabat Direktur Jenderal Al Jazeera Dr Mostefa Souag menggambarkan serangan itu sebagai “tindakan yang jelas untuk menghentikan jurnalis melakukan tugas suci mereka untuk menginformasikan kepada dunia. dan melaporkan kejadian di lapangan. ”
“Tujuan dari kejahatan keji ini adalah untuk membungkam media dan menyembunyikan pembantaian dan penderitaan yang tak terhitung dari rakyat Gaza,” kata Souag.
“Penghancuran kantor Al Jazeera dan organisasi media lainnya di menara al-Jalaa di Gaza adalah pelanggaran hak asasi manusia yang terang-terangan dan secara internasional dianggap sebagai kejahatan perang. Kami menyerukan kepada semua media dan lembaga hak asasi manusia untuk mengecam kejahatan keji ini, dan untuk berdiri bersama Al Jazeera dan organisasi media lainnya yang menjadi sasaran tentara Israel, meskipun mengetahui penggunaan gedung tersebut sebagai markas mereka selama bertahun-tahun.
”Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan dalam sebuah tweet: “Kami telah mengkomunikasikan secara langsung kepada Israel bahwa memastikan keselamatan dan keamanan jurnalis dan media independen adalah tanggung jawab yang terpenting”.
Dalam serangan terpisah pada 12 Mei, kantor dari 12 rumah media dihancurkan ketika multi Gedung bertingkat di kota Gaza diserang oleh pasukan Israel, The Palestine Journalists Syndicate mengatakan kepada IPI. Lebih dari 140 orang, termasuk anak-anak, telah tewas dan puluhan lainnya terluka dalam pemboman Israel di Gaza dan serangan roket oleh Hamas selama tiga hari terakhir, menyusul bentrokan yang meletus di Yerusalem Timur beberapa hari lalu atas kemungkinan penggusuran keluarga Palestina dari lingkungan yang disengketakan.
