Jagoan UFC Rodrigo Nascimento mengungkapkan perjalanananya saat memutuskan memeluk agama Islam dan menjadi mualaf.
Jagoan UFC asal Brasil akan bertarung pada besok Sabtu (4/10/2023) atau Minggu waktu Indonesia. Dia dijadwalkan beradu gebuk dengan jagoan kelas berat lainnya, Don’Tale Mayes.
Kemenangan tentu jadi target utama pria berusia 30 tahun tersebut. Apalagi dia sedang dalam tren bagus yakni dua kemenangan beruntun.
Saat diwawancarai eksklusif oleh Juara.net jelang pertarungannya, Nascimento menguak kisah yang menarik. Dia bercerita tentang kisahnya menjadi seorang mualaf.
Jagoan UFC berjuluk Ze Colmeia itu mengaku banyak ditertawakan pada awalnya. Namun, Nascimento memutuskan untuk tidak menggubrisnya dan fokus mempelajari Islam.
“Ya, memang tidak biasa. Banyak orang menertawakan keputusan saya masuk Islam,” jelasnya.
“Banyak orang membuat lelucon soal itu. Mereka bilang ini bercanda, saya bukan Muslim yang sebenarnya.”
“Tetapi, itu tidak benar. Saya berhenti minum, saya tidak makan daging babi lagi, saya bangun tidur untuk salat.”
“Tidak mudah bangun dini hari untuk menjalankan ibadah salat karena terkadang Anda hanya ingin tidur.”
“Saya masih belajar, ini hal yang masih baru buat saya. Saya punya saudara-saudara Muslim yang membantu saya. Saya banyak bertanya kepada mereka karena ini hal yang baru bagi saya.”
“Tidak normal di Brasil untuk menjadi Muslim, karenanya banyak orang menertawakan saya.”
“Tetapi, itu tidak bagus, Anda harus menghormati agama orang lain. Seharusnya mereka respek karena saya juga tidak membuat agama orang lain sebagai bahan candaan.”
“Ketika ada orang yang menertawakan saya, saya bilang: Saudaraku, hormatilah keputusan saya,” sambung Nascimento.
Keputusannya untuk memeluk agama Islam memang sudah sangat bulat. Perkenalannya dengan Islam dimulai dari melihat rekan sasana yang menjalankan salat. Hatinya pun tergelitik untuk mempelajari Islam lebih lanjut.
Nascimento sendiri mengaku banyak belajar soal cinta dari agama Islam.
“Saya beri tahu Anda mengapa saya masuk Islam. Saya ingat suatu hari di sasana, saya baru saja selesai latihan dan tinggal di asrama,” kenangnya.
“Saya melihat rekan setim Muslim saya bangun di tengah malam, membasuh wajahnya, kakinya, lengannya.”
“Saya bertanya-tanya apa yang mereka lakukan. Soalnya kami sudah harus bersiap-siap karena akan berangkat untuk bertarung.”
“Ternyata mereka mempersiapkan diri untuk berdoa. Hari berikutnya mereka melakukan hal yang sama. Saya bertanya-tanya apa yang membuat mereka selalu melakukan itu, selalu fokus.”
“Saya mulai pergi ke masjid untuk belajar lebih banyak. Saya bisa katakan bahwa Islam adalah agama dengan lebih banyak rasa hormat dan cinta di sana.”
“Banyak yang bicara tidak benar tentang Islam di media-media sosial tetapi saya tahu sebenarnya tentang Islam.”
Ada orang baik dan buruk di semua agama, tetapi Islam mengajari saya banyak hal tentang cinta.”
“Cinta kepada keluarga saya, respek kepada semua orang. Nomor satu adalah kedisiplinan. Saya merasa sangat baik, saya tidak mau pindah lagi dari Islam,” imbuh Nascimento.
Menjadi mualaf, Ze Colmeia mengaku acap kali menemukan orang yang tak mendukungnya. Namun, hal itu sama sekali tak menganggunya.
“Tidak apa-apa, banyak orang tidak mendukung saya,” ungkapnya.
“Mereka mengirim pesan yang tidak baik kepada saya setiap hari, tetapi itu tidak berarti apa-apa bagi saya.”
“Semua orang mungkin merasa berhak menghakimi saya, tetapi Allah yang sebenarnya bisa menghakimi saya,” ujar Nascimento.