Dio Zulfikri, nama yang tak asing di kancah bola voli nasional, apalagi sejak dia diberi tugas sebagai kapten Timnas Voli Putra pada SEA Games 2019 di Pilipina dan berhasil meraih medali emas. Namanya terus mencuat dan menjadi rebutan klub yang berkompetisi di Proliga.
Dio Zulfikri merupakan pemain nasional yang lahir di Kota Padang, 15 Desember 1996. Ayahnya sendiri juga merupakan pelatih bola voli yang cukup dikenal di Sumatera Barat dan pemilik Padang Adios Club.
Dio Zulfikri mengawali karir profesionalnya sebagai punggawa Jakarta BNI 46 pada Proliga 2014. Setter asal Padang tersebut kemudian pindah ke Jakarta Pertamina Pertamax pada Proliga 2015.
Pada 2016, Dio Zulfikri bergabung Palembang Bank Sumsel Babel sebelum akhirnya kembali membela Jakarta Pertamina Pertamax pada 2017 dan 2018.
Prestasi Dio Zulfikri sebagai atlet voli tak bisa diremehkan. Pada tahun 2019, atlet voli dengan tinggi 180 ini berhasil menjadi Best Setter dan membawa Jakarta BNI 46 sebagai runner up Proliga.
Dio Zulfikri turut mengantar Timnas Indonesia menempati posisi kedua pada SEA Games 2017 Malaysia.
Kini, Dio Zulfikri Bersama timnya Bogor Lavani membuat kejutan di musim perdananya di Proliga. Bogor Lavani menang 3-2 melawan tim juara bertahan Bhayangkara Surabaya Samator (25-27, 25-19, 20-25, 25-18, 15-10). Istimewanya, gelar juara Lavani jkustru direbut dalam debutnya.
“Ini kejutan. Saya terkejut, karena kami baru pertama kali tampil langsung juara,” ujar pemilik klub Lavani, Agus Harimurti Yudhoyono.
Bogor Lavani, nama klub ini tergolong unik. Klub ini didirikan Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 1 Desember 2019.
Lavani berasal dari dua suku kata yakni “Love” dalam bahasa Inggris dan Ani. Ani merupakan nama mendiang istri SBY, Ani Yudhoyono.
Kehadiran Lavani merupakan sebagai bentuk cinta kasih dan penghormatan SBY kepada mendiang istrinya. Dan akhirnya, kisah cinta SBY tersebut mampu menghadirkan gelar juara di musim perdananya.
Meski sebagai tim baru, Bogor Lavani memang mempersiapkan diri dengan baik. Apalagi yang dihadapi adalah tim-tim yang sudah punya nama besar dan didukung oleh pemain yang kenyang pengalaman.
Bisa dikatakan, Lavani bukan tim bertabur bintang seperti sang lawan Surabaya Bhayangkara Samator yang juga sebagai tim juara bertahan.
Lavani diperkuat banyak pemain muda. Memang ada beberapa nama yang sudah dikenal sebagai pemain nasional seperti Dio Zulfikri, Doni Haryono, hingga Malizi. Begitu juga dengan pemain asingnya. Lavani mengandalkan dua pemain jangkung yakni Leandro Martins da Silva asal Brazil dan Jorge Gonzales Garcia dari Kuba.
Dengan skuad yang ada, Bogor Lavani terbilang cukup perkasa mulai babak awal kejuaraan. Bahkan, di laga final jelas kurang diunggulkan mengingat sang lawan adalah salah satu tim besar dengan segudang prestasi.
Bahkan sempat muncul istilah debutan melawan raja. Namun, kondisi di lapangan berbeda dan Dio Zulfikri dan kawan-kawan sukses membawa Bogor LavAni menjadi juara baru Proliga.