Program makan siang gratis yang dijanjikan Calon Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dapat sorotan dari Dr. dr. Sukadiono, M.M.
Sukadiono mengkritisi program makan siang gratis ketika menjadi Panelis di acara dialog terbuka yang diselenggarakan PP Muhammadiyah yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Jumat (24/11/23).
Sukadiono menilai diperlukan langkah yang lebih konkret daripada sekadar memberi makan siang gratis untuk anak-anak.
“Stunting masih jadi problem, ini tidak cukup kemudian diberikan susu saat makan siang saja,” ujar Sukadiono, Jumat (26/11/23).
Menurut Sukadiono, pola makan masyarakat 3 kali sehari harus jadi pertimbangan dalam intervensi pemberian makan siang gratis untuk anak.
Karenanya, ia menegaskan butuh langkah intervensi lebih ekstrem untuk serius mengatasi masalah stunting.
“Kita tahu bangsa kita makannya 3 kali, Kalau hanya sekadar makan siang saja mungkin tidak akan cukup apalagi kemudian untuk mengatasi gizi anak stuting. Artinya ini harus ada tindakan yang betul-betul ekstrem agar angka stunting diturunkan dan tentu yang sekarang target ini kan 14 persen tetapi dengan kondisi disparitas saat ini rasanya agak berat,” ujarnya.
Sementara itu, Prabowo menjelaskan langkah memberi makan siang gratis ini sudah dilakukan negara-negara lain dan efektif menambah gizi anak-anak. Meski belum bisa memenuhi porsi makan 3 kali sehari, menurut Prabowo programnya ini bisa membantu orang tua dalam memenuhi gizi yang dibutuhkan anak-anak.
“Menurut pandangan kami dan pelajaran yang kita ambil dari negara lain minimal kita kasih satu kali makan. Kalau kebutuhan kalori presentase protein, kabro, dll, kurang ideal ya minimal kita sudah mengurangi kesulitan sepertiganya,” ungkapnya.
“Tetapi kalau kita nanti hitung dengan benar kalau yang satu kali makan komponen protein cukup itu akan sangat membantu, dan juga bapak ibu akan merasa bebannya dikurangi, apalagi kalau anaknya lebih dari satu,” imbuhnya.
Menteri Pertahanan itu bahkan berjanji jika ia terpilih jadi presiden, 3 tahun pertama ia akan menurunkan angka stunting ke angka 10 persen. Menteri Pertahanan itu bahkan menyebut angka pasti mengenai target janjinya tersebut.
“Jadi kita optimis ini bisa memberi dampak langsung, jadi saya yakin 3 tahun setelah saya menjabat saya percaya stunting itu akan dibawa 10 persen. Saya sangat optimis bisa mendekati nol, karena kita langsung intervensi,” jelasnya.
Mengutip laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, disebutkan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022. Presiden Jokowi menargetkan angka 14 persen stunting pada tahun 2024.
“Oleh sebab itu target yang saya sampaikan 14% di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak. Angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” ucap Jokowi pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu (25/1/23).