Seorang kepala dusun perempuan bernama Aliani dilaporkan tewas bersimbah darah di rumahnya sendiri di Dusun Katangka, Desa Karama, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Senin (19/4/2021).
Ketika ditemukan, di tubuh kepala dusun perempuan ini terdapat beberapa luka tusukan. Kasus dugaan pembunuhan itu menggegerkan warga sekitar. Bahkan kejadian itu sudah menjadi perbincangan warga di media sosial (Medsos).
Terkait pembunuhan kepala dusun perempuan ini, Kepala Desa Karama, Jusman, membenarkan peristiwa pembunuhan itu. “Iya betul. Kejadiannya tadi sekitar jam 1 siang,” ujar Jusman.
Jusman juga mengaku telah melaporkan dugaan pembunuhan yang menimpa aparatnya itu ke Polsek Rilau Ale.
Aliani terpilih sebagai kadus setelah mengikuti penjaringan yang dilakukan Pemdes Karama pada Maret 2021, atau kurang lebih sebulan lalu. Saat itu Pemdes Karama membuka penjaringan untuk mengisi lima posisi aparatur desa yang lowong. Yakni dua orang kepala seksi dan tiga orang kepala dusun.
Tiga orang kepala dusun yang terpilih saat itu semuanya merupakan perempuan. Kepala Dusun Katangka dijabat oleh Aliani dengan Nilai 74,5, Kepala Dusun Kampung Baru di jabat oleh Marhumaeni dengan Nilai 86, dan Dusun Lempongnge di jabat oleh Annisa Gusti Erliana dengan Nilai 74.
Jusman menuturkan, sebelum kejadian, Aliani memang sempat mendapat ancaman dari salah seorang warga. Ancaman itu datang setelah ia meninjau progres proyek rabat beton di Desa Karama. Namun, Jusman juga menegaskan bahwa ia tak ingin menjustifikasi sebelum ada hasil penyelidikan dari polisi.
Namun, fakta-fakta ini bisa menjadi salah satu bahan penyelidikan polisi. “Tadi malam beliau (Alm. Aliani) laporan, kan ada pekerjaan rabat beton, kebetulan melewati depan rumahnya juga ini warga (yang mengancam),” kata Jusman.
“Warga itu meminta dikerjakan juga di bagian depan rumahnya, karena tinggi. Nah, Ibu Kadus minta petunjuk ke saya, jadi saya sampaikan bahwa kasi saja campuran biar dia yang kerja sendiri,” jelasnya.
Namun, setelah Aliani menyampaikan hal tersebut, ia malah mendapatkan ancaman. “Setelah sampaikan begitu, dia bilang tidak mau. Tukang yang kerjapi itu proyek yang kerjakan. Ibu dusun bilang tidak bisa, nah dia bilang kalau tidak bisa, ada nanti kau dapat itu,” ungkap Jusman.
Anak korban yang menjadi satu-satunya saksi kejadian itu juga mengungkapkan fakta. “Dia bilang, yang bunuh ibuku itu yang datang tadi malam di rumahnya kakekku. Sementara yang datang itu yang kebetulan yang bilang (ancaman) itu ke Aliani,” jelasnya.
Jika ini benar adanya, kata Purnawirawan TNI itu, maka pembunuhan Aliani adalah pembunuhan berencana. Karena ada ancaman yang dilayangkan sebelum kejadian.
Jusman berharap polisi bisa tegas mengusut tuntas dan mencari pelaku pembunuhan tersebut. Ia mengaku tak menerima kejadian yang menimpa aparatnya itu. Apalagi korban merupakan seorang perempuan.