Iklan
Iklan

Sistem Error, Saldo Bank Warga Tuban Ini Mendadak Jadi Rp 14 Triliun

- Advertisement -
Seorang Perangkat Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, bernama Cahyo Hermawan, mengaku terkejut setelah saldo rekening di buku tabungan banknya tertulis Rp 14,8 triliun lebih.

Penambahan saldo ia ketahui setelah dirinya mengambil uang di salah satu Bank BUMN di Kabupaten Tuban. Rabu (12/09/2022) lalu.

Saat ditanyakan ke pihak bank, petugas menjelaskan bahwa pencetakan angka tidak wajar pada buku tabungan tersebut karena ada sistem yang error.

Saat itu, Cahyo habis ditransfer temannya sebesar Rp 506.000, sehingga dirinya pergi ke anjungan tunai mandiri (ATM), untuk mengambil uang tersebut.

Setelah dua kali salah memasukkan nomor PIN kartu ATM-nya, dan karena takut ATM-nya diblokir, Cahyo langsung mendatangi teller untuk mengambil uang tersebut.

Namun setelah mengambil uang tersebut, ia melihat saldo pada buku tabungannya tertera nominal sebesar Rp 14.885.530.818.454.

“Waktu saya mau ambil uang di ATM, saya lupa nomor PIN. Biasanya kan tanggal ulang tahun anak saya, terus saya pencet dua kali, ternyata salah terus. Saya mikir ini ketiga kali salah nanti diblokir, akhirnya saya ke teller untuk ambil uang,” ucap Cahyo saat didatangi di rumahnya. Jumat (30/09/2022).

Karena merasa uang tersebut bukan miliknya, lantas ia menanyakan kepada anggota polisi yang sedang berjaga di bank tersebut. Oleh petugas tersebut, ia diarahkan untuk menanyakan pada pihak bank.

“Saya langsung diarahkan ke pihak bank dan didampingi sama bapak polisi itu. Terus petugas bank melihat buku tabungan saya dan langsung dicoret itu angka di buku tabungan,” ucap Cahyo Hermawan, dikutip dari kumparan.

Cahyo menambahkan, saat itu pihak bank memberi penjelasan ada sistem yang error, sehingga buku tabungan langsung dicoret dan ditulis saldo Rp 0.

“Waktu saya di rumah, saya baru sadar kalau uang itu jumlahnya 14 triliun lebih. Memang itu bukan milik saya, akan tetapi keterangan uang saya kok tidak ada, hanya ditulis saldo 0,” tutur Cahyo.

Merasa ada yang aneh, beberapa hari berikutnya Cahyo datang lagi ke Bank BNI tempat ia menabung tersebut, untuk menanyakan terkait saldo di buku tabungannya. Namun kemudian di buku tabungan tersebut dicetak saldo sebesar Rp 99.000.

“Harusnya di buku tabungan itu kan bisa terlihat uang keluar masuknya. Ini apakah betul kesalahan sistem?” kata Cahyo.

Cahyo menjelaskan bahwa buku tabungan tersebut masih baru diberikan oleh ketua kelompok tani di desanya, karena ia terdaftar sebagai anggota kelompok tani yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, di mana bantuan tersebut biasanya langsung ditransfer ke rekening masing-masing anggota.

“Buku tabungan ini kan baru diberikan sama ketua kelompok tani, lalu dapat uang transferan 506 ribu rupiah,” ucap dia.

Cahyo mengungkapkan bahwa dirinya memberanikan diri untuk mengekspos pengalamannya tersebut setelah mendengar adanya kasus yang sama, yang terjadi di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.

“Ini kejadian sama kayak di Buol. Pas tahu di berita itu, baru saya berani ekspos, kok bisa angkanya juga sama,” kata Cahyo.

Karena tidak ingin mendapatkan masalah di kemudian hari, Cahyo akhirnya melaporkan hal itu ke Polsek Semanding.

“Khawatirnya ini uang ke mana arahnya, kan tidak jelas di situ. Petugas bank juga asal coret. Apabila ke depan nanti masalah ini diperiksa oleh Polres Tuban, saya siap menjadi saksi,” kata Cahyo Hermawan.

Terpisah, Kapolsek Semanding, Polres Tuban Inspektur Satu (Iptu) Carito membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari nasabah bank yang tiba-tiba saldo rekeningnya bertambah menjadi Rp 14,8 triliun. Namun pihaknya memberikan saran untuk diselesaikan ke pihak bank.

“Itu kan bukan uangnya ya, jadi kami sarankan untuk diselesaikan sama pihak bank. Memang nasabah ini jujur, karena takut terjadi hal di kemudian hari, sehingga melaporkan kepada kami,” tutur Iptu Carito. Jumat (30/09/2022).

Menyikapi kejadian tersebut, Iptu Carito mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dan waspada karena kasus seperti ini bisa saja penipuan atau peretasan data-data milik nasabah bank.

“Makanya tetap harus dikoordinasikan dengan pihak terkait, kalau persoalan buku tabungan ya kepada pihak bank yang bersangkutan,” ucap Iptu Carito.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA