Iklan
Iklan

Survei Indostrategic: Capres Didukung Jokowi Berpotensi Kalah

- Advertisement -
Lembaga Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) merilis hasil survei terbaru Pilpres 2024. Survei Indostrategic menyoroti kandidat capres didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dari survei Indostrategic, mayoritas responden tidak mau Presiden Jokowi cawe-cawe sehingga calon yang didukung berpotensi kalah. Lalu siapa capres didukung Jokowi di Pilpres 2024?

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ikut menyoroti hasil survei Pilpres 2024 terbaru dari Indostrategic ini.

Hasil survei Indostrategic menunjukkan bahwa mayoritas publik tidak akan memilih kandidat capres yang didukung Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024.

“56,6 persen responden menyatakan tidak akan mengikuti pilihan Presiden Jokowi, dan selebihnya masih bimbang,” ujar Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam dalam rilis survei secara daring, Jumat (14/7/2023)

Sementara itu, dari hasil survei juga memperlihatkan bahwa 74 responden meyakini Jokowi akan mendukung Ganjar Pranowo. Kemudian, 22,4 responden meyakini bahwa Jokowi bakal mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Umam mengatakan, hanya 19,3 persen responden yang akan mengikuti pilihan Presiden Jokowi. Kemudian, sebanyak 21 persen responden masih bimbang bisa saja mendukung atau pun tidak mendukung pilihan Presiden Jokowi.

“Tampaknya hal ini (bimbang dan ragu-ragu) masih dipengaruhi oleh ketidakjelasan posisioning (dukungan capres) dari presiden itu sendiri,” ujar Umam.

Lebih lanjut, survei ini juga menunjukkan bahwa responden ingin Presiden Jokowi bersikap netral pada Pilpres 2024. Dalam arti, mayoritas publik enggan Kepala Negara ikut “cawe-cawe” atau mencampuri Pemilu 2024.

“Mayoritas masyarakat sekitar 64,6 persen responden berharap Presiden Jokowi bisa bersikap netral dan tentu ini memiliki korelasi yang positif terhadap harapan bagi hadirnya pemilu yang adil, yang berdemokrasi dan juga tidak menciptakan nuansa ketidakadilan karena adanya keberpihakan presiden kepada pihak tertentu,” ujar Umam.

Publik yang menyatakan Presiden bisa bersikap abu-abu atau tidak jelas sebesar 15,5 persen, sedangkan tidak netral atau boleh berpihak sebesar 16,4 persen. Sementara itu, sebanyak 3,5 persen publik tidak tahu dan tidak jawab.

Untuk diketahui, survei ini menggunakan metode multistage random sampling yang melibatkan sampel 1.400 responden di 38 provinsi.

Survei ini dilakukan melalui face to face interview atau tatap muka dengan periode pengerjaan survei lapangan pada 9-20 Juni 2023. Kemudian, margin of error survei lebih kurang 2,62 persen.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA