Sebuah foto bule menghadap ke kawah Gunung Agung, Bali, dengan posisi celana berada di bawah lutut viral di media sosial.
Bule plontos itu diduga mendaki Gunung Agung bersama 8 temannya secara mandiri atau tanpa guide lokal melalui jalur Pura Besakih pada Sabtu (18/3).
Mereka mendaki pada dini hari dan tak mendaftar ke pos penjagaan demi menghindari pembayaran administrasi. Pihak desa adat memungut Rp 50 ribu per WNA.
“Biasanya pendakian itu malam dari Besakih jam 10 atau 11 malam. Jadi ketika mereka mendaki pagi hari yang notabene di Besakih tidak ada penjaga. Artinya mereka berusaha menghindari penjagaan agar tidak kena biaya administrasi,” Kata Koordinator Pendaki Gunung Agung Jalur Pasar Agung I Wayan Widi Yasa, dikutip dari kumparan.
Widi menduga para WNA itu berani mendaki gunung 3.142 MDPL tanpa pendampingan karena dipandu oleh teman satu negara yang menjadi guide ilegal.
Widi mengaku sempat menegur salah satu guide ilegal berasal dari Rusia dalam bahasa Inggris. WN Rusia itu pura-pura tidak mengerti bahasa Inggris sehingga Widi pasrah.
“Pengalaman kami di lapangan itu Bule rusia, yang menjadi leader-nya itu bahkan jadi guide. Mereka jadi guide dari temannya,” katanya.
Widi menyayangkan perilaku WNA yang menjadi guide ilegal di Bali. Perilaku guide ilegal melanggar aturan asosiasi yang mewajibkan guide adalah orang lokal.
Hal ini juga membahayakan keselamatan pendaki dan melecehkan nilai kesucian gunung Agung. Widi berharap pemerintah dapat menindak bule yang menjadi guide ilegal.
“Bule-bule nakal seperti ini memang harus dikasih jera bagaimana rencananya. Yang bisa memberikan efek jera kan dari pemerintah seperti polisi atau imigrasi, yang bisa mendeportasi atau gimana gitu,” katanya.