Iklan
Iklan

Dokter Paru Menyatakan GeNose C19 Bukan untuk Diagnosis Virus Corona

- Advertisement -
GeNose C19 alat pendeteksi virus Corona buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) kini telah digunakan di sejumlah stasiun hingga terminal sebagai syarat pelaku perjalanan.

Namun, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan bahwa pemeriksaan COVID-19 sebaiknya dilakukan menggunakan rapid test antigen, bukan GeNose C19.

“Karena GeNose C19 hanya screening, bukan untuk diagnosis,” ujar Ketua Pokja Infeksi PDPI, Erlina Burhan, dalam konferensi pers pada Rabu (5/5).

“Jadi saya kira GeNose negatif belum tentu bukan COVID-19 ya, jadi kalau saran saya minimal pemeriksaan rapid antigen,” imbuhnya.

Erlina juga menyarankan pelaku perjalanan yang menunjukkan gejala COVID-19 sebaiknya langsung diperiksa dengan metode PCR. “Orang-orang yang sampai ke kampung asalnya atau yang kembali, minimal dilakukan rapid antigen, tetapi kalau bergejala saya anjurkan untuk PCR,” kata Erlina.

Erlina menilai larangan mudik yang ditetapkan pemerintah pada 6-17 Mei ini tidak efektif dalam menekan mobilitas penduduk. Sebab, masyarakat tetap berupaya untuk mudik sebelum larangan tersebut berlaku.

“Sepertinya tidak efektif juga hanya men-shifting (menggeser) waktu sepertinya. Jadi orang bukannya tidak mudik, tetapi orang jadi kreatif mencari celah untuk mudik sebelum aturan berjalan,” kata Erlina.

Ia mengungkapkan, mobilitas penduduk dinilainya harus diwaspadai demi mencegah terjadinya lonjakan kasus COVID-19. Masyarakat yang nekat mudik ke kampung halaman pun disarankannya untuk menjalani masa karantina selama 14 hari, mengingat masa inkubasi COVID-19 berkisar 7-14 hari.

“Idealnya sih kalau dari PDPI kita maunya seperti itu (14 hari), silakan pemerintah. Dan tetap kita sampaikan informasi kepada masyarakat hal yang sebenarnya supaya masyarakat juga sadar,” pungkasnya.

Larangan mudik Lebaran 2021 resmi berlaku mulai Kamis (6/5). Pihak kepolisian menutup sejumlah jalur arteri, jalur alternatif hingga jalan tol sejak pukul 00.00 WIB tadi.

Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komisaris Jenderal Arief Sulistyanto menyatakan pihaknya telah mengaktifkan 381 posko penyekatan di berbagai titik. Polisi pun berharap masyarakat tidak nekat mudik dengan melewati berbagai jalur alternatif, karena pada akhirnya bertemu dengan titik penyekatan.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA