Iklan
Iklan

Gunung Marapi di Sumbar Kembali Erupsi, Waspada Potensi Ancaman Lahar

- Advertisement -

Gunung Marapi di Sumbar kembali mengalami erupsi. Peningkatan status erupsi ini akibat semakin parahnya risiko bahaya di gunung tersebut.

Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sejak 1 hingga 8 Januari 2024 visual Gunung Marapi di Sumbar terlihat jelas dan tertutup kabut. Asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal.

Tinggi asap kawah terpantau sekitar 150 hingga 700 meter di atas puncak. Sementara tinggi kolom abu erupsi teramati hingga 700 meter di atas puncak dengan kolom erupsi berwarna kelabu.

Cuaca di Gunung Marapi di Sumbar sejak 1 hingga 8 Januari 2024 cerah dan hujan, angin lemah ke arah utara, timur laut, selatan dan barat daya. Suhu udara di sekitar Gunung Marapi pada periode ini tercatat 19-27,5 derajat celcius.

Akibat peningkatan dan situasi erupsi di Gunung Marapi, Badan Geologi menetapkan kenaikan statusnya menjadi Level III atau siaga. Sebelumnya, status Gunung Marapi berada di Level II sejak tahun 2011. Kenaikan status secara resmi terjadi pada Selasa 9 Januari 2024 pada pukul 18.00 WIB.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api atau PGA Marapi, Teguh Purnomo, mengatakan kondisi terkini di Gunung Marapi masih terjadi erupsi pada pukul 19.43 WIB tadi. Namun tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 27.3 mm.

“Erupsi masih berlangsung saat laporan dibuat, saat ini Gunung Marapi di Sumbar berada pada status Level III atau siaga,” kata Teguh melalui keterangannya.

Teguh mengatakan, akibat kenaikan status dari Level II menjadi Level III di Gunung Marapi, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan di radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi Kawah Verbeek.

Dia mengimbau masyarakat yang tinggal di pemukiman sekitar lembah dan aliran bantaran sungai sekitar Gunung Marapi di Sumbar untuk waspada terhadap potensi ancaman lahar, terutama yang dapat terjadi di saat musim hujan.

“Jika terjadi hujan abu, maka masyarakat diimbau menggunakan masker penutup hidung dan mulut serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu, sarana air bersih dan atap rumah dibersihkan dari abu vulkanik agar tidak roboh,” ujar Teguh.

Teguh berharap seluruh pihak bisa berkoordinasi untuk saling menjaga kondusifitas dan suasana di masyarakat. Salah satunya dengan tidak terpancing isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan atau tidak jelas sumbernya.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA