Semua pegawai pemerintah Taliban Afghanistan diperintahkan untuk menumbuhkan janggut dan mematuhi aturan berpakaian atau berisiko dipecat seperti dilaporkan tiga sumber kepada Reuters.
Aturan baru pemerintah Taliban Afghanistan ini diterapkan secara ketat. Sumber tersebut mengatakan perwakilan dari Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan kini berpatroli di pintu masuk kantor pemerintah pada Senin untuk memeriksa apakah karyawan mematuhi aturan baru tersebut.
Pegawai dilarang mencukur janggut dan mengenakan pakaian lokal yang terdiri dari atasan dan celana panjang yang longgar, serta topi atau sorban. Mereka juga diberitahu untuk memastikan mereka sholat pada waktu yang tepat, dikutip dari Reuters.
Para pegawai pemerintah Taliban Afghanistan diberitahu bahwa mereka mulai sekarang tidak dapat memasuki kantor dan pada akhirnya akan dipecat jika mereka tidak memenuhi aturan berpakaian, seperti dilansir dari laman Reuters, Senin (28/3/2022).
Seorang juru bicara kementerian moralitas publik tidak menanggapi permintaan komentar. Pekan lalu, Taliban melarang perempuan mengambil penerbangan tanpa pendamping laki-laki, dan mereka gagal membuka sekolah perempuan seperti yang dijanjikan.
Pada Minggu lalu memerintahkan taman untuk dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, wanita diizinkan masuk tiga hari sepekan, dan pria empat hari lainnya, termasuk akhir pekan, yang berarti pasangan yang sudah menikah dan keluarga tidak dapat berkunjung bersama ke taman.
Pemerintahan Taliban Afghanistan telah menuai kritik di dalam negeri dan dari pemerintah Barat karena memaksakan interpretasi garis kerasnya terhadap hukum Islam ke semua warga Afghanistan.
Taliban juga mengatakan mereka akan menghormati hak setiap orang sesuai dengan hukum Islam dan kebiasaan Afghanistan, mereka mengatakan telah berubah sejak pemerintahan 1996-2001, ketika mereka melarang perempuan meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki dan memaksa laki-laki untuk menumbuhkan janggut.
Aturan sekolah perempuan pada Rabu lalu menyebabkan protes dari komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat (AS), yang menarik diri dari pertemuan yang direncanakan dengan pejabat Taliban di Qatar untuk membahas masalah ekonomi utama.
Taliban membutuhkan negara-negara Barat untuk mencabut sanksi yang melumpuhkan ekonomi Afghanistan.