Kekejaman rezim Zionis Israel di Yerusalem, Palestina, serta diskriminasi rasial ekstremis Yahudi terhadap orang Arab Palestina di wilayah pendudukan Israel telah mengkonfirmasi adanya praktik apartheid.
Media internasional dan kantor berita Israel mengakui adanya serangan-serangan kekerasan oleh ekstremis Yahudi terhadap orang Arab di kota Lad, Acre, dan Haifa serta pecahnya kerusuhan di jalanan pendudukan melawan rasisme.
Bentrokan antara pendukung sayap kanan Israel dan minoritas Arab di Wilayah Pendudukan Palestina mendorong pemimpin Zionis Israel Reuven Rivlin untuk memperingatkan bahaya “perang saudara”.
Polisi Israel mengatakan, selain insiden kekerasan di beberapa kota di Lad, Acre dan Haifa, insiden rasis juga ini terjadi di dekat Tel Aviv.
Beberapa gambar yang disiarkan di salah satu saluran televisi resmi Israel, sekelompok pendukung sayap kanan menyerang seorang pria Arab.
Puluhan pendukung sayap kanan Yahudi memaksa pria itu keluar dari mobil dan memukulinya hingga pingsan. Pejabat rumah sakit Tel Aviv, tanpa mengidentifikasi pria itu, mengatakan dia “terluka parah tetapi dalam kondisi stabil.”
Berita Times of Israel juga mengakui bahwa rezim Zionis Israel telah menyaksikan meledaknya kerusuhan dalam negeri terburuk dalam beberapa tahun terakhir antara orang Yahudi dan Arab.
Orang Yahudi sayap kanan dilaporkan media turun ke jalan melawan minoritas Arab, memukuli orang Arab, membakar rumah, membobol toko dan menembak seperti orang gila. Netanyahu mengatakan pemerintah akan mengirim pasukan ke jalan.
Pemandangan paling menakutkan dari ketidakpercayaan sayap kanan Yahudi kepada para pemimpin Zionis Israel adalah video di mana ratusan ekstremis Yahudi di daerah Betlehem menghancurkan properti Arab dan menyerang seorang pengemudi Arab di dalam mobilnya.
Mereka menarik sopir itu keluar dan memukulinya dengan brutal. Akibat kekerasan tersebut, orang-orang Arab bereaksi. Sinagog dan toko-toko Yahudi dibakar dan seorang Arab ditembak mati.
Source: Republika