Tiga orang warga di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah meninggal dunia Ketika menjalani isolasi mandiri di rumah. Ketiganya adalah pasien COVID-19 dan tercatat sebagai warga Kecamatan Baamang.
“Mereka yang meninggal itu terdata pasien yang melakukan isolasi mandiri dan hasil pemeriksaan mereka memang positif terpapar Covid-19. Ada tiga orang. Ketiga-tiganya di Kecamatan Baamang,” ujar Koordinator Penyediaan Logistik Rumah Isolasi Mandiri Terpadu Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kotawaringin Timur (Kotim), Yephi Hartady di Sampit, Jumat (13/8/2021).
Ketiga warga tersebut berusia di atas 50 tahun. Meski meninggal di rumah sendiri, namun karena statusnya sebagai penderita Covid-19, maka penanganan jenazah dilakukan sesuai dengan prosedur penanganan Covid-19.
Yephi mengatakan, diperlukan keterbukaan dan proaktif warga saat menjalani isolasi mandiri. Pasien isolasi mandiri maupun pihak keluarga diharapkan proaktif berkoordinasi dengan puskesmas maupun Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Banyaknya jumlah penderita Covid-19 saat ini sedangkan jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas cukup terbatas, menjadi salah satu kendala di lapangan. Untuk itu pasien maupun keluarga pasien diminta tidak hanya berharap kunjungan dari petugas kesehatan, tetapi juga berinisiatif melaporkan jika mengalami keluhan sehingga bisa cepat ditangani.
Sesuai aturan, penderita Covid-19 yang diperbolehkan menjalani isolasi mandiri hanya mereka yang tanpa gejala maupun hanya mengalami gejala ringan. Sedangkan bagi pasien yang mengalami gejala sedang dan berat, harus ditangani di rumah sakit agar bisa maksimal dan cepat sembuh.
Yephi juga menjelaskan, alur penanganan medis penanganan Covid-19 sudah jelas. Bagi penderita tanpa gejala maupun bergejala ringan, boleh melakukan isolasi mandiri. Bahkan pemerintah daerah sudah menyediakan rumah isolasi mandiri secara gratis bagi warga tidak mampu dengan konsumsi dan pelayanan kesehatan dijamin pemerintah daerah.
Namun bagi penderita Covid-19 bergejala sedang atau berat maka maka seharusnya dirawat di rumah sakit. Jika sudah dalam kondisi berat, baru dibawa ke rumah sakit maka sangat berisiko tinggi.
“Ini yang jadi permasalahan kita karena ada sedikit stigma di masyarakat yang khawatir kalau di rumah sakit akan lebih parah dan membuat kondisi pasien lebih buruk, padahal tidak seperti itu. Di rumah sakit sudah disediakan semua fasilitas untuk penanganan orang yang bergejala sedang atau berat, sementara di rumah pasti terbatas dan tidak bisa menjamin,” ungkap Yephi.