Setidaknya 6 wartawan Palestina tewas akibat ditembak militer Israel ketika Jalur Gaza terkepung dalam serangan balasan Israel terhadap Hamas. Insiden ini menunjukkan bahwa militer Israel tidak hanya membombardir rumah sakit, namun juga telah merusak kebebasan pers.
6 wartawan Palestina tewas dalam serangan balasan militer Israel tersebut diantaranya, wartawan Saeed al-Taweel, pemimpin redaksi situs Al-Khamsa News, dan dua anggota pers lainnya. Mereka saat itu tengah memvideokan sebuah bangunan yang akan segera dibom Israel di Kota Gaza.
Al-Taweel, Mohammed Subh dan Hisham Alnwajha berdiri pada jarak yang aman, ratusan meter dari target yang dinyatakan. Tapi serangan udara malah menghantam gedung yang berbeda, jauh lebih dekat dengan mereka.
Alnwajha menderita luka serius dan dirawat di ruang perawatan intensif di Kompleks Medis Al-Shifa, kantor berita Palestina WAFA melaporkan.
Para kru mengenakan jaket antipeluru dan helm yang dengan jelas mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota pers.
Pemakaman untuk Subh dan al-Taweel diadakan beberapa jam kemudian di sebuah rumah sakit di Kota Gaza.
Sebagai penghargaan atas pekerjaan mereka, helm ikonik yang dikenakan oleh pekerja media ditempatkan di tubuh mereka, yang ditutupi seprai putih.
Sementara dua wartawan Palestina lainnya, Ibrahim Mohammad Lafi dan Mohammad Jarghoun, ditembak mati saat meliput pada hari Sabtu. Peristiwa itu dilaporkan kelompok kebebasan pers Palestina MADA dan Komite Dukungan Jurnalis (JSC), sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan hak-hak media di Timur Tengah.
Lafi, seorang fotografer untuk Ain Media, sedangkan Jarghoun adalah seorang reporter Smart Media, berada di sebelah timur kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Sementara itu, wartawan lepas Mohammad el-Salhi ditembak mati di perbatasan di sebelah timur kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di New York melaporkan pada hari Sabtu.
Dua fotografer Palestina, Nidal al-Wahidi dari saluran Al-Najah dan Haitham Abdelwahid dari kantor berita Ain Media, dilaporkan hilang sejak Sabtu.
Ibrahim Qanan, seorang koresponden untuk saluran Al-Ghad, terluka oleh pecahan peluru di kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan, kata MADA.
Kelompok Palestina mengecam “kegigihan pasukan pendudukan Israel dalam melakukan kejahatan dan serangan yang lebih serius terhadap wartawan dan outlet media di Palestina”.
Sherif Mansour dari CPJ meminta “semua pihak untuk mengingat bahwa wartawan adalah warga sipil dan tidak boleh menjadi sasaran”.
“Pelaporan yang akurat sangat penting selama masa krisis dan media memiliki peran penting untuk dimainkan dalam membawa berita dari Gaza dan Israel ke dunia.”