Turki diguncang gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo pada Rabu (23/11) dini hari waktu setempat. Gempa berada di kedalaman 10 km, sekitar 170 km ke arah timur dari ibu kota Istanbul.
Informasi gempa Turki ini diungkap oleh lembaga yang memantau bencana alam dan dinaungi oleh Kementerian Dalam Negeri AS, Survei Geologi Amerika Serikat/United States Geological Survey (USGS).
“Waktu yang diberikan adalah pukul 4:08 pagi dan kedalaman 10 km. USGS menggunakan kedalaman tetap 10 km ketika data gempa awal tidak memadai untuk juga dihitung,” tulis USGS dikutip dari kumparan.
Secara terpisah, Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dalam cuitannya di Twitter melaporkan bahwa belum ada informasi terkait korban jiwa atau jumlah kerusakan.
Namun, menurut laporan awal yang dirilis oleh Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, terdapat 22 orang luka-luka dalam bencana ini. Korban luka termasuk satu orang yang nekat melompat dari gedung akibat panik dan alhasil menderita cedera cukup parah.
Otoritas Turki mengatakan, pusat gempa diketahui berada di Distrik Golyaka, Provinsi Duzce, yang terletak sejauh 216 km dari ibu kota. Meski begitu, getaran gempa juga terasa hingga Istanbul.
Di wilayah yang paling terdampak ini, Badan Bencana Turki atau AFAD mengatakan, terjadi pemadaman listrik di wilayah Duzce akibat gempa. Pihaknya pun memperingatkan warga agar tidak panik.
Secara geografis Turki terletak di salah satu zona gempa bumi paling aktif di dunia — dan bencana alam ini kerap terjadi.
Pada Januari 2020 silam misalnya, gempa berkekuatan 6,8 magnitudo menggetarkan wilayah Elâzığ dan menewaskan lebih dari 40 orang.
Pada tahun yang sama di Bulan November, gempa dahsyat berkekuatan 7,0 magnitudo menghantam Laut Aegea, yang terletak di antara Semenanjung Balkan Eropa (Yunani) dan Semenanjung Anatolia Asia (Turki). Bencana itu menewaskan 114 orang dan lebih dari 1.000 orang luka-luka.