Kabar tentang rencana militer Israel untuk menggelar operasi senyap menyusup ke Malaysia cukup menggemparkan Negeri Jiran itu. Bahkan media-media di Malaysia menjadikan kabar itu sebagai berita utama, Senin 17 Mei 2021.
Dilansir laman AirTimes menyebutkan, kabar tentang rencana militer Israel mereka dapatkan dari salah satu media di negeri Yahudi itu.
Tidak hanya media saja, Wakil Presiden Foundation for Defense of Democracies, Jonathan Schanzer juga mengabarkan hal yang sama.
Melalui jaringan media sosialnya, penulis buku The Talibanization of Gaza: A Liability for the Muslim Brotherhood menyebut pemimpin tertinggi militer Israel telah menyetujui rencana operasi khusus ke Malaysia.
Ternyata sasarannya bukan hanya Malaysia saja. Schanzer mengungkapkan, dari kabar yang diterimanya, Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF) juga akan menyusupkan intelijen pasukan khusus ke tiga negara lainnya.
Target operasi khusus intelijen itu adalah memburu jaringan pasukan gerakan pertahanan Islam alias Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah atau HAMAS yang berada di Gaza dan di luar negeri.
“IDF telah memberikan lampu hijau untuk menargetkan semua operator Hamas di semua level, baik di dalam maupun di luar Gaza. Implikasi yang jelas untuk Iran, Turki, Qatar, Malaysia dan lain-lain,” ujar Schanzer.
IDF telah menyetujui operasi khusus menyusul memanasnya tensi di Gaza usai terjadi saling serang peluru kendali antara Israel dan HAMAS di Gaza.
Namun kabar tersebut tidak aneh, jika intelijen militer Israel melakukan penyusupan untuk operasi khusus di Malaysia.
Tiga tahun lalu, tepatnya 21 April 2018, imam dan dosen dari Palestina bernama Dr Fadi M R Albatsh Fatma, tewas dibunuh dua orang di Malaysia. Dan diduga pembunuhan itu kerjaan dari operasi penyusupan intelijen militer Israel.