Joe Biden akan menggunakan momen besar kepresidenan pertamanya di panggung global pada pertemuan para pemimpin dunia G-7 pada hari Jumat untuk mengumumkan bahwa AS akan segera mulai mengeluarkan $4 miliar (Rp 56,3 Triliun) untuk upaya internasional untuk meningkatkan pembelian dan distribusi vaksin virus corona ke negara-negara miskin.
Biden juga akan mendorong mitra G-7nya untuk menepati janjinya kepada COVAX, sebuah inisiatif oleh Organisasi Kesehatan Dunia untuk meningkatkan akses ke vaksin, menurut seorang pejabat senior pemerintahan, yang berbicara tanpa menyebut nama untuk meninjau pengumuman Biden.
Mantan Presiden Donald Trump menolak untuk berpartisipasi dalam inisiatif COVAX karena hubungannya dengan WHO, badan yang berbasis di Jenewa yang dituduh Trump menutupi kesalahan langkah China dalam menangani virus pada awal krisis. Trump menarik AS keluar dari WHO, tetapi Biden bergerak cepat setelah pelantikannya bulan lalu untuk bergabung kembali dan mengonfirmasi bahwa AS akan berkontribusi pada COVAX.
Pendanaan $4 miliar telah disetujui oleh Kongres pada bulan Desember dan akan didistribusikan hingga tahun 2022.
AS berkomitmen untuk bekerja melalui COVAX untuk memastikan “distribusi vaksin dan pendanaan yang adil secara global,” kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan, Kamis.
Masih harus dilihat bagaimana sekutu G-7 akan menerima seruan Biden untuk kerja sama internasional yang lebih besar dalam distribusi vaksin mengingat bahwa AS menolak untuk mengambil bagian dalam inisiatif di bawah Trump dan bahwa ada seruan yang berkembang bagi pemerintahan Biden untuk mendistribusikan beberapa pasokan vaksin produksi AS ke luar negeri.
Biden dalam memorandum keamanan nasional pertamanya bulan lalu, meminta pemerintahannya untuk mengembangkan kerangka kerja untuk menyumbangkan kelebihan vaksin begitu ada cukup pasokan di AS.
Program COVAX telah meleset dari tujuannya sendiri untuk memulai vaksinasi virus corona di negara-negara miskin pada saat yang sama ketika suntikan dilakukan di negara-negara kaya. WHO mengatakan COVAX membutuhkan $5 miliar pada tahun 2021.
Guterres mengatakan pada hari Rabu bahwa 130 negara belum menerima vaksin dan menyatakan bahwa “pada saat kritis ini, ekuitas vaksin adalah ujian moral terbesar di hadapan komunitas global.”
Anggota dari kelompok G-7 adalah Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Inggris, Prancis, Kanada dan Italia. Pertemuan G-7 hari Jumat, yang pertama dari kepresidenan Biden, diadakan secara virtual.
Selain membahas distribusi vaksin, Biden juga berencana menggunakan pertemuan tersebut untuk membahas daya saing kolektif negara-negara G-7 dan tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh China, menurut Gedung Putih.