Mayat Warga dan Militan Berserakan di Antara Mobil-Mobil yang Terbakar di Perbatasan Gaza

- Advertisement -

Mayat warga dan militan berserakan tergeletak di antara mobil-mobil yang terbakar. Dinding rumah dan pintu terlihat hancur.

Tas berisi mayat warga dan militan yang terbunuh tengah menunggu identifikasi, sementara bau kematian menyengat tercium di udara sore yang cukup panas di desa Israel yang bernama Kfar Aza yang berbatasan dengan Jalur Gaza.

Mayat-mayat itu tergeletak ketika militer Israel tengah berjibaku untuk memukul mundur serangan besar-besaran yang diluncurkan oleh Hamas dari Jalur Gaza.

Pertempuran itu pun telah menewaskan ratusan orang di negara ini dan daerah kantong Palestina yang dibom oleh militer Israel.

“Anda melihat bayi, ibu, ayah di kamar tidur mereka dan bagaimana teroris membunuh,” ujar Mayor Jenderal Itay Veruz, yang merupakan seorang veteran tentara Israel.

Saat dia berdiri di tengah reruntuhan, dia mengatakan “Ini bukan medan perang. Ini pembantaian.”

Militer Israel bersama sekelompok wartawan, termasuk seorang wartawan Associated Press berada di lokasi sehari setelah wilayah itu direbut kembali oleh militer Israel. Mereka mengatakan wilayah tersebut digempur oleh sekitar 70 pejuang Hamas.

Daerah Kfar Aza, dikelilingi oleh pertanian dan hanya beberapa menit menyusuri jalan pedesaan dari perbatasan Gaza yang sebelumnya selalu dijaga ketat Israel. Wilayah ini salah satu dari lebih dari 20 kota dan desa yang diserang oleh pejuang Palestina Sabtu pagi.

Sebelum serangan itu, kibbutz (desa Gaza) merupakan tempat yang cukup makmur dengan sekolah, sinagoga dan populasi lebih dari 700.

Tak ada yang tersisa di wilayah ini hanya meninggalkan bukti mengerikan dan kehancurannya.

Di perimeter kota, atau gerbang yang dulunya melindungi penduduk kini telah diledakkan. Termasuk wilayah pemukiman, rumah mereka diledakkan oleh militan dengan menggunakan granat berpeluncur roket.

Di seluruh kota, rumah dan mobil yang terbakar penuh dengan lubang peluru, di dalam kamar tidur kasur tampak berlumuran darah, karena tidak dapat menahan serangan, bahkan kamar mandi pun ikut hancur.

Di dalam satu rumah yang hancur sebagian, sebuah kutipan berbingkai dari lagu tema televisi populer mengisyaratkan apa arti Kfar Aza bagi penghuninya: “Saya akan berada di sana untuk Anda, karena Anda juga ada di sana untuk saya,” bunyinya.

” Di rumah ini, kita berteman.”

Sementara di luar rumah, granat tangan yang tidak meledak berserakan di tanah. Kemudian, juga tampak bendera Hamas tergeletak kusut di tanah dekat paralayang, yang digunakan oleh militan untuk menyerang melalui udara.

Tim penyelamat sudah mulai memindahkan mayat sebagian besar penduduk desa yang tewas dalam serangan itu. Wartawan menyaksikan petugas tengah membawa beberapa tas berisi mayat ke truk di depan sinagoga Kfar Aza.

Seorang wartawan AP melihat sekitar 20 mayat militan, banyak dari mereka membengkak parah dan cacat. Ratusan tentara Israel, dengan helm dan pelindung tubuh, berpatroli di kota itu Selasa, ketika suara ledakan dan tembakan bergema di kejauhan.

Veruz, pensiunan dari militer mengatakan adegan itu tidak seperti apa pun yang pernah dia saksikan, bahkan di negara di mana bentrokan kekerasan dengan Hamas dan kelompok militan lainnya sering terjadi.

Seorang juru bicara militer, Mayor Doron Spielman, smembandingkan jumlah korban di Kfar Aza dan desa-desa terdekat yang dia datangi dan digambarkannya suasananya seperti warga New York usai serangan teroris 11 September 2001.

“Saya ingat melewati 9/11 dan bangun keesokan harinya, minggu depan, dan semuanya telah berubah,” katanya.

“Itu hal yang sama lagi. Tapi lebih buruk karena kita adalah negara kecil.”

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA