Militer Israel melakukan serangan mendadak di sebuah Gereja tertua di Gaza menyebabkan sejumlah orang tewas dan terluka, Kamis (19/10/2023) malam.
Kementerian Dalam Negeri yang dikuasai Hamas mengatakan beberapa orang yang mengungsi dan berlindung di kompleks Gereja Santo Porphyrius Ortodoks Yunani di Kota Gaza, telah diserang militer Israel.
Saksi mata mengatakan serangan militer Israel itu ditujukan pada target yang dekat dengan tempat ibadah di mana banyak penduduk Gaza berlindung ketika perang berkecamuk di daerah kantong Palestina.
Dilansir AFP, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan jet tempurnya telah menghantam pusat komando dan kontrol yang terlibat dalam peluncuran roket dan mortir ke Israel.
“Sebagai akibat dari serangan IDF, dinding sebuah gereja di daerah itu rusak,” katanya.
Saksi mata mengatakan serangan itu merusak fasilitas gereja dan menyebabkan bangunan yang berdekatan runtuh, banyak orang yang terluka akibat serangan tersebut dan dievakuasi ke rumah sakit.
Saint Porphyrius merupakan gereja tertua yang masih digunakan di Gaza dan terletak di lingkungan bersejarah kota.
Patriarkat Ortodoks Yerusalem menyatakan “kecaman ” atas serangan militer Israel di kompleks gereja tersebut.
“Menargetkan gereja-gereja dan lembaga-lembaga mereka, bersama dengan tempat penampungan yang mereka sediakan untuk melindungi warga negara yang tidak bersalah, terutama anak-anak dan perempuan yang kehilangan rumah mereka karena serangan udara Israel di daerah pemukiman selama 13 hari terakhir, merupakan kejahatan perang yang tidak dapat diabaikan,” kata Patriarkat dalam sebuah pernyataan.
Gereja itu tidak jauh dari rumah sakit Al-Ahli Arab, yang terkena serangan udara mematikan pada hari Selasa.
Kedua belah pihak dalam perang telah saling menyalahkan atas pembantaian berdarah itu, tetapi baik asal serangan maupun jumlah korban tewas tidak dapat diverifikasi secara independen.
Hamas menuduh militer Israel menyerang rumah sakit selama pemboman besar-besaran, dan kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza telah menempatkan jumlah korban tewas pada 471, meskipun jumlah itu diperdebatkan.
Militer Israel menyalahkan roket Jihad Islam yang salah tembak – versi peristiwa yang didukung oleh Amerika Serikat, yang komunitas intelijennya memperkirakan antara 100 dan 300 orang tewas.
IDF menekankan bahwa “Hamas sengaja menggunakan penduduk Jalur Gaza sebagai perisai manusia.”
Gaza telah dilanda rentetan tembakan Israel tanpa henti sebagai pembalasan atas serangan militan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan sedikitnya 1.400 orang, kebanyakan dari mereka warga sipil.
Pemboman Israel sejak itu telah menewaskan sedikitnya 3.785 warga Palestina di Jalur Gaza, kebanyakan dari mereka warga sipil, menurut kementerian kesehatan Hamas.