Peraih Nobel Jose Ramos-Horta membuat pernyataan terkait kemenangannya dalam Pemilihan Presiden Timor Leste pada Kamis 21 April 2022. Pemimpin kemerdekaan Timur Leste ini mengatakan bahwa telah mendapatkan dukungan “luar biasa” dan sekarang akan bekerja untuk mendorong dialog dan persatuan.
Jose Ramos-Horta meraih kemenangan 62 persen dalam pemungutan suara Selasa. Angka tersebut jauh di depan lawannya, Presiden petahana Francisco ‘Lu Olo’ Guterres yang hanya mendapatkan 37 persen suara. Hal ini terungkap berdasarkan data badan administrasi pemilu negara itu, setelah semua suara dihitung.
“Saya telah menerima mandat ini dari rakyat kami, dari negara dalam demonstrasi besar-besaran atas komitmen rakyat kami terhadap demokrasi,” ujar Jose Ramos-Horta seperti dikutip The Straits Times.
Tokoh politik berusia 72 tahun itu merupakan negarawan paling terkenal di Timor Leste dan sebelumnya menjabat sebagai presiden dari 2007-2012, serta perdana menteri dan menteri luar negeri sebelum itu.
Mengatasi kekhawatiran atas ketidakstabilan politik di negara itu, Ramos-Horta mengatakan dia akan bekerja untuk menyembuhkan perpecahan di Timor-Leste.
“Saya akan melakukan apa yang selalu saya lakukan sepanjang hidup saya. Saya akan selalu melakukan dialog, dengan sabar, tanpa henti, untuk menemukan titik temu untuk menemukan solusi atas tantangan yang dihadapi negara ini,” ujarnya.
Ramos-Horta mengatakan, dia tidak berbicara dengan saingan pemilihannya, Guterres, tetapi telah menerima undangan dari kantor Presiden untuk membahas penyerahan kekuasaan.
Rumah bagi 1,3 juta orang, negara setengah pulau dan mayoritas Katolik Roma di Timor-Leste telah bertahun-tahun bergulat dengan serangan ketidakstabilan politik. Negara ini juga dihadapkan pada tantangan diversifikasi ekonominya, yang sebagian besar bergantung pada minyak dan gas.
Jose Ramos-Horta mengatakan dia mengharapkan Timor-Leste menjadi anggota ke-11 blok regional ASEAN “dalam tahun ini atau paling lambat tahun depan”. Timor-Leste saat ini memegang status pengamat di Asean.
Presiden terpilih akan dilantik pada 20 Mei, bertepatan peringatan 20 tahun pemulihan kemerdekaan negara itu. Dia mengatakan akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menanggapi tekanan ekonomi global, termasuk dampak pada rantai pasokan dari perang di Ukraina dan covid-19.
“Tentu saja, kami mulai merasakannya di sini di Timor-Leste. Harga minyak naik, beras naik, itulah kenyataan yang terjadi di dunia. Perlu kepemimpinan yang bijaksana,” ujar Ramos-Horta.