Masyarakat Sumatera Barat menyumbang bantuan lauk pauk seperti Rendang dan lain sebagainya. Seperti sudah tradisi bagi Masyarakat Sumatera Barat, lauk pauk rendang Padang menjadi pilihan utama sebagai bantuan lauk pauk kepada warga terdampak bencana.
Bantuan rendang Padang dikumpulkan dari berbagai pihak dalam komunitas masyarakat Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat Rumainur menyampaikan bahwa bantuan rendang dikumpulkan dari banyak donator, seperti Pemerintah Provinsi Sumbar, Bulan Sabit Merah Sumbar serta masyarakat.
“Sumbangan masyarakat Kota Padang disalurkan melalui Ikaboga dan Bulan Sabit Merah Sumbar,” ujanya melalui pesan digital, Selasa (2/2).
Terkumpul daging rendang sebanyak 500 kg bagi masyarakat terdampak gempa di Sulbar. Rumainur menyampaikan pengiriman berikutnya akan dikoordinasikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar dengan target yang akan dikumpulkan 500 kg dari organisasi perangkat daerah pemprov dan masyarakat.
Saat pendistribusian bantuan, keluarga perantau Sumbar yang ada di wilayah terdampak juga mendapatkan bantuan.
“Penyerahan bantuan oleh Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit untuk masyarakat Mamuju dan perantau Minang, yang diterima simbolis Gubernur Provinsi Sulbar H. Ali Baal Masdar,” ujarnya di Mamuju.
Bantuan rendang diterima para warga terdampak yang berada di pos-pos pengungsian, seperti di sekitar GOR Mamuju, kantor Bupati Mamuju dan kampung Padang Mangak.
Di samping bantuan lauk pauk, masyarakat Sumbar juga mendonasikan sejumlah uang untuk pemenuhan kebutuhan dasar para korban gempa. Pemerintah Provinsi memberikan bantuan dana sebesar Rp100 juta kepada para korban.
Bantuan serupa pernah dilakukan masyarakat Sumbar saat bencana gempa bumi Sulawesi Tengah yang terjadi pada 2018 lalu. Bantuan makanan sangat diminati oleh masyarakat saat itu.
Rendang merupakan makanan khas masyarakat Sumbar yang terbuat dari daging sapi. Daging diproses dengan memasaknya pada suhu rendah dalam waktu lama dan menggunakan aneka rempah-rempah serta santan.
Proses memasak yang lama hingga tinggal daging berwarna hitam dan dedak. Makanan ini dapat bertahan lama hingga beberapa minggu sehingga cocok sebagai lauk di saat warga masih berada di pos pengungsian.