Seorang remaja Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel di Tepi Barat setelah diduga berusaha melakukan serangan penikaman.
Remaja Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel tersebut berusia 20 tahun. Kementerian Kesehatan Palestina, Rabu pagi menyampaikan identitas remaja tersebut, yaitu bernama Aref Abdel Nasser Lahlouh.
Aref Abdel Nasser Lahlouh berasal dari kamp pengungsi Jenin, namun dia terbunuh di Qalqilya, dekat pemukiman ilegal Israel di Kedumim.
Seperti dilansir Al Jazeera, Pasukan Israel mengklaim bahwa remaja Palestina tersebut mencoba melakukan serangan penikaman.
Berdasarkan rekaman dari tempat kejadian yang dirilis oleh kantor berita nasional Israel menunjukkan seorang remaja muncul dari mobilnya dan berlari ke arah tentara sebelum ditembak dan dibunuh.
Rekaman dari tempat kejadian, yang diverifikasi oleh Al Jazeera, menunjukkan Lahlouh terbaring di tanah setelah ditembak.
Sementara, polisi Israel terlihat mengejar seorang pria Palestina lainnya yang tampak mengalami kepanikan setelah menyaksikan pembunuhan itu.
Sedangkan, seorang warga Palestina lainnya terluka parah setelah ditembak di dada dengan tembakan langsung pasukan Israel di kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem Timur yang diduduki. Hal itu dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina pada Rabu sore.
Tentara Israel dalam jumlah besar yang didukung oleh kendaraan militer pada hari Rabu menyerbu kamp dan menghancurkan rumah keluarga Udai Tamimi, yang membunuh seorang tentara Israel pada bulan Oktober lalu.
Pasukan Israel membunuh Tamimi dalam baku tembak setelah perburuan selama 12 hari. Konfrontasi meluas pecah dengan pasukan Israel pada Rabu sore di kamp.
Lahlouh merupakan warga Palestina ke-19 yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal 2023, termasuk empat orang anak.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan 2022 adalah tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki sejak 2005, dengan setidaknya 170 orang tewas termasuk lebih dari 30 anak-anak, dan 9.000 lainnya terluka.
Sejak serangkaian serangan yang dilakukan oleh warga Palestina di Israel yang dimulai pada bulan Maret, tentara Israel telah meluncurkan kampanye yang disebut Operasi Break the Wave, yang telah mencakup penggerebekan hampir setiap hari, penangkapan massal dan pembunuhan di Tepi Barat yang diduduki dengan fokus pada Jenin dan Nablus, di mana perlawanan bersenjata Palestina telah tumbuh lebih terorganisir selama setahun terakhir.
Tentara Israel telah membunuh warga sipil yang menghadapi mereka selama penggerebekan – serta pengamat yang tidak terlibat dan pejuang Palestina dalam pembunuhan yang ditargetkan dan bentrokan bersenjata.
Serangan individu oleh warga Palestina terhadap tentara dan pemukim Israel juga meningkat pada periode terakhir.
Serangan yang dilakukan oleh warga Palestina di Israel dan Tepi Barat yang diduduki pada tahun 2022 telah menewaskan 29 orang.
Source: Al Jazeera