Guncangan gempa berkekuatan 6,8 magnitudo telah menghancurkan sebagian wilayah pegunungan High Atlas, Maroko. Sedikitnya 2.012 orang tewas akibat terhimpit bangunan yang roboh.
Akibat guncangan gempa yang begitu kuat banyak orang kehilangan tempat tinggal. Tim penyelamat yang mencari korban menggali puing-puing rumah yang runtuh di desa-desa pegunungan terpencil di Maroko.
Raja Maroko Mohammed VI memerintahkan angkatan bersenjata untuk memobilisasi tim pencarian dan penyelamatan khusus dan rumah sakit lapangan bedah, menurut sebuah pernyataan dari militer.
Kuatnya guncangan gempa yang melanda di pegunungan High Atlas Maroko pada Jumat malam tersebut telah merusak bangunan bersejarah di Marrakesh, yang lokasinya dekat dengan pusat gempa. Sementara sebagian besar korban jiwa dilaporkan di daerah pegunungan di selatan di provinsi Al-Haouz dan Taroudant.
Di desa pegunungan Tafeghaghte dekat pusat gempa, hampir tidak ada bangunan yang tersisa. Batu bata tanah liat tradisional yang digunakan oleh penduduk Berber di kawasan itu terbukti tidak cocok dengan gempa langka.
“Tiga cucu saya dan ibu mereka tewas – mereka masih di bawah reruntuhan,” ujar salah seorang penduduk desa bernama Omar Benhanna (72) seperti dilansir AFP.
“Beberapa saat yang lalu, kita semua bermain bersama,” ujar pria tua tersebut.
Episentrum gempa berada pada kedalaman 18,5 km (11,5 mil) dan terjadi sekitar 72 km (44 mil) timur laut Marrakesh, kata Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).
Lahcen Haddad, seorang senator Maroko dan mantan menteri, mengatakan pihak berwenang merespons dengan cepat meskipun banyak tantangan, termasuk medan yang sulit.
“Pihak berwenang Maroko … membawa orang ke rumah sakit di Marrakesh. Ada panggilan untuk memberikan darah. Setelah gempa bumi Al Hoceima pada tahun 2004, [pihak berwenang] menyusun rencana besar untuk intervensi cepat,” ujarnya dikutip dari Al Jazeera.
Di Kota bersejarah Marrakesh, orang-orang berkerumun di jalan-jalan, takut untuk kembali ke dalam bangunan yang mungkin masih tidak stabil.
Masjid Koutoubia yang terkenal di kota itu, dibangun pada abad ke-12, rusak namun tidak begitu parah. Masjid ini memiliki menara setinggi 69 meter (226 kaki) dikenal sebagai “atap Marrakesh”.
Warga Maroko juga memposting video yang menunjukkan kerusakan pada bagian-bagian tembok merah terkenal yang mengelilingi kota tua, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO.
Federasi Sepak Bola Kerajaan Maroko mengumumkan bahwa kualifikasi Piala Afrika melawan Liberia, yang akan dimainkan pada hari Sabtu di kota pesisir Agadir, telah ditunda tanpa batas waktu.
Palang Merah mengatakan pihaknya memobilisasi sumber daya untuk mendukung Bulan Sabit Merah Maroko tetapi direkturnya di Timur Tengah dan Afrika Utara, Hossam Elsharkawi, memperingatkan:
“Kami melihat berbulan-bulan jika tidak bertahun-tahun tanggapan.”
Angkatan bersenjata Maroko akan mengerahkan tim penyelamat untuk menyediakan air minum bersih, persediaan makanan, tenda dan selimut di daerah yang terkena dampak, kata pihak berwenang.