Iklan
Iklan

Viral Joki Skripsi dan Tugas Kuliah, Harga Mulai Rp 80 Ribu

- Advertisement -
Lady dan Ansel (bukan nama sebenarnya) merupakan mahasiswa angkatan 2016. Keduanya kini sudah mengemban gelar sarjana. Baik Lady dan Ansel rupanya ada kesamaan saat masih menjadi mahasiswa, Mereka sama-sama pernah menggunakan jasa joki tugas akhir dan joki skripsi untuk menyelesaikan tanggung jawab akademisnya.

Lady pernah menggunakan jasa joki skripsi dan tugas kuliah. Sementara Ansel memanfaatkan joki untuk menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semesternya (UTS).

Lantas, bagaimana kisah mereka? Apakah hal itu dapat dibenarkan? Dikutip dari kumparan.

Kisah Skripsi Lady

Lady mengaku sama sekali tak terpikirkan untuk mencoba jasa joki skripsi. Namun, keadaan justru memaksanya untuk menggunakan jasa joki skripsi tersebut.

Lady harus segera lulus tepat waktu dengan pertimbangan biaya kuliah yang sangat mahal, tapi di sisi lain ia juga harus mengurus ibunya yang sedang sakit parah. Fokus Lady untuk mengejar sidang skripsi tepat waktu pun sempat buyar.

Sebenarnya, Lady sudah siap dengan skripsi yang ia buat sendiri. Namun, kondisi semakin di luar kendali saat bab 4 skripsinya dikembalikan oleh pembimbing dan mengalami major revisi. Keadaan semakin kacau saat deadline yang diberikan pembimbing hanya selang 1 hari.

Lady pun akhirnya menyerah dan memutuskan meminta bantuan sebuah biro jasa joki skripsi yang ia temukan di platform e-commerce. Biro joki tersebut menyediakan layanan pengerjaan olah data SPSS dan Smartpls yang kebetulan dibutuhkan oleh Lady untuk analisis data skripsi. Topik skripsinya adalah pengaruh iklan terhadap pembelian suatu produk.

“Waktu itu gua nemu di Shopee. Sebenarnya, gua gak kepikiran buat pakai jasa ini. Tapi kepepet deadline. Pembimbing gua revisi di H-1 deadline, kebayang kan gimana deg-degan dan putus asanya gua waktu itu,” jelas Lady kepada kumparan, Selasa (8/11).

Meski tak semua bab skripsi menggunakan jasa joki, Lady sadar cara instan dari penyedia layanan tersebut sangat membantu dirinya bisa lulus tepat waktu. Dengan deadline yang mepet, akhirnya Lady harus rela merogoh kocek Rp 1,2 Juta untuk 1 bab tersebut.

“Hasil jokiannya juga jujur memuaskan banget, gua dapat nilai A (untuk skripsi). Dan waktu udah jadi kita bener-bener dibimbing buat pahamin isi materinya sampai bisa,” jelas Lady.

Lady sendiri mengaku berada di posisi antara menyesal dan tidak menyesal. Ia menyesal karena telah membuang uang untuk hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Namun di sisi lain, ia mengganggap itu bukan penyesalan lantaran dirinya memang butuh jasa joki skripsi tersebut.

Kisah UTS Ansel

Keputusan Ansel menggunakan jasa joki tugas dilatarbelakangi burn out. Kala itu, mahasiswa hukum tersebut harus banyak mengerjakan ujian dengan sistem take home. Biasanya sistem ini mengharuskan mahasiswa untuk sebuah membuat esai yang disertai analisis kuat. Tak harus dikerjakan saat di kampus, ujian ini bisa dikerjakan ketika berada rumah.

“Waktu itu UTS semester 5, lagi banyak banget ujian take home. Makanya, gua agak kewalahan. Terus dapet rekomendasi joki dari temen gua, temen gua bilang banyak yang pakai. Yaudah gua cobalah, itu kali pertama gua pakai jasa joki tugas,” jelas Ansel kepada kumparan, Jumat (11/11).

Ansel juga menilai mata kuliah yang dijokikan, yaitu Hukum Adat Nasional, tidak sepenting matkul lain. Ia juga tidak khawatir soal plagiasi yang terdeteksi, karena tak pernah dicek sampai ke titik itu.

Saat ditanyai apakah dirinya menyesal pernah melakukan kecurangan, jawabannya tidak. Ia juga menilai perbuatannya itu sebagai hal yang biasa. Namun, Ansel mengaku dirinya tak memakai jasa joki skripsi lagi setelah itu.

Berbahaya Bagi Kampus

Rektor UPN Veteran Jakarta (UPNVJ), Dr. Anter Venus melihat fenomena joki tugas kuliah ini sebagai hal yang sangat membahayakan. Menurutnya, esensi dari sebuah kampus sebagai lembaga pendidikan adalah membangun generasi yang kompeten, berkarakter baik, dan berpikiran maju serta terbuka.

Ketika jasa joki tugas ini menjamur dan masih banyak mahasiswa yang menggunakan jasa tersebut, tidak ada proses pembelajaran di dalamnya. Menurutnya, menggunakan jasa joki tugas dapat merusak nilai-nilai budaya akademik dan nilai etis yang selama ini ditegakkan.

“Kalau sekarang jadi meluas dan merasuk juga di PTN maka sangat ini berbahaya. Ini akan menghambat proses penguasaan kompetensi, pembentukan karakter termasuk kemandirian berpikir atau bekerja karena tugas-tugas itu bukan hasil upayanya. Ini ancaman akademik yang serius untuk kampus,” jelas Venus saat dihubungi kumparan pada Kamis (10/11).

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA