Warga Afghanistan Rayakan Idul Fitri di Tengah Cengkraman Krisis Kemanusiaan Parah

- Advertisement -
Jutaan warga Afghanistan merasakan sedikit kebahagiaan saat merayakan Idul Fitri meskipun mereka tengah menghadapi kelaparan dan situasi kemanusiaan terus tetap suram.

Warga Afghanistan merayakan Idul Fitri pada hari Minggu, namun lebih dari 90 persen diantaranya tengah menghadapi kekurangan makanan. Salah satu warga bernama Jamal (bukan nama aslinya) menganggap datangnya Idul Fitri sebagai tanda berakhirnya bulan suci Ramadhan. Mereka mengaku membawa sedikit kegembiraan.

Seperti dilansir Al Jazeera, Warga Afghanistan telah berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka pada saat negara itu tengah dicengkeram oleh krisis kemanusiaan parah yang dipicu sejak pengambilalihan Taliban Agustus lalu.

Dituturkan oleh Jamal, beberapa potong roti dari toko roti terdekat yang dia peroleh untuk keluarganya yang terdiri dari 17 anggota. Sebagian akan disimpan untuk kemudian dinikmati dengan makanan apa pun yang dapat mereka terima dari teman dan tetangga yang dermawan.

“Tapi saya tidak berharap kita akan mendapatkan banyak bahkan untuk Idul Fitri. Siapa yang akan memberi saya uang atau makanan? Seluruh kota hidup di bawah kemiskinan. Saya tidak pernah melihat hal seperti itu bahkan di kamp-kamp pengungsi tempat saya dibesarkan,” ujarnya.

Warga Afghanistan ini menghabiskan sebagian besar bulan Ramadhan mencari pekerjaan untuk mendapatkan makanan untuk sahur dan buka puasa. Ramadhan adalah bulan paling suci dalam kalender Islam di mana umat Islam berpuasa dari fajar hingga senja.

“Setiap Ramadhan dan Idul Fitri kami berkumpul bersama keluarga dan masyarakat untuk beribadah. Bulan ini dan Idul Fitri selalu tentang persatuan dan pengampunan bagi kami, tetapi tahun ini sebaliknya,” ujar Jamal.

“Ini adalah Ramadhan terburuk dalam hidup saya; kami tidak hanya kelaparan, tetapi tidak ada persatuan, kami juga tidak dapat beribadah dengan damai,” imbuhnya.

Pemimpin Taliban Haibatullah Akhunzada pada hari Minggu mengucapkan selamat kepada warga Afghanistan atas “kemenangan, kebebasan dan kesuksesan”. Hal itu disampaikan saat menghadiri sholat Idul Fitri di kota timur Kandahar. Tetapi krisis kemanusiaan dan situasi keamanan yang memburuk tidak disebutkan dalam pidatonya.

Jamal dipecat dari pekerjaannya di pemerintahan setelah Taliban mengambil alih. “Saya selalu ingin mengabdi pada negara saya. Tetapi saya tidak berada di militer, saya juga tidak terkait dengan kelompok politik mana pun. Dan mereka [Taliban] masih memecat saya,” katanya.

Hilangnya satu-satunya sumber pendapatan sangat memukul keluarga Jamal, dan mereka lumpuh secara finansial dalam waktu singkat. “Sejak pengambilalihan Taliban, keluarga saya belum makan lengkap. Dan Ramadhan ini kami berbuka puasa hanya dengan air dan roti. Dan Idul Fitri tidak berbeda, ”katanya.

“Ramadhan lalu, selama beberapa hari terakhir, kami berbelanja untuk anak-anak, dan bahkan mengajak keluarga keluar untuk makan malam buka puasa terakhir. Tapi tahun ini, yang bisa kita lakukan hanyalah tidak mati kelaparan.”

 

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA