Kabar petarung UFC asal Amerika Serikat Kevin Lee jadi mualaf, sempat viral setelah Lee mengumumkan keislamannya di sebuah media olahraga ESPN.
Kevin Lee jadi mualaf pada Oktober 2021, Lee memutuskan untuk bersyahadat di sebuah Masjid di AS. Setelah memeluk Islam Lee mengaku hidupnya lebih damai dan mampu meninggalkan gaya idup hedonis.
Namun, apa yang melatari petarung yang pernah berkompetisi dalam bola basket ini memilih untuk jadi mualaf? Bahkan dia mengaku tak paham dengan Islam. Apalagi di lingkungan sekitarnya stigma tentang Islam sangat negatif hingga saat itu.
Termasuk ketika petarung Conor Mcgregor yang sering menghina petarung Muslim. Hinaan yang dilayangkan Mcgregor justru membuat Lee semakin tertarik dengan Islam. Dia mencari tahu lebih banyak tentang Islam terutama berbicara dengan rekan sesama petarung muslim.
Lee mengenal Islam sebenarnya sejak usia tujuh tahun. Saat itu dia sering diajak bibi dan sepupunya untuk ke masjid.
Menurut Lee, saat itu adalah waktu yang tepat untuk mengumumkan keislamannya meski itu adalah ranah yang sangat pribadi. Lee kemudian berbagi kisah mualafnya dalam sebuah podcast youtube.
Bagi Lee, perjalanan spiritual yang dilaluinya bukanlah waktu yang singkat. Hidayah yang sampai padanya tidak terlepas dari kehidupan dia sebagai petarung.
Dia ingat betul saat pada 2018, ketika berada di ruang ganti. Lee merasa sangat percaya diri bahwa dia akan menang melawan lawan bertarungnya.
Namun ternyata dia kembali menelan pil kekalahan setelah sebelumnya pada 2014 untuk pertama kali dia kalah bertarung.
Ditambah lagi dia bertarung dengan juara dunia saat itu Rafael dos Anjos. Dan kekalahan ini membuatnya terpuruk.
“Seketika dia merasa Allah SWT sedang berbicara dengannya, bahwa selintas alur kehidupan terlintas di benak saya, untuk apa tujuan saya hidup di dunia ini, apakah seumur hidup saya hanya akan seperti ini saja, bertarung tiada henti tanpa makna apapun,” tutur dia.
Namun percakapan itu tak lantas membuatnya menerima Islam. Pada 2019, justru dia mendapatkan karier gemilang, banyak pertandingaan yang ditorehkan olehnya.
Lee merasa masih tinggi hati bahwa kemenangan di tahun itu merupakan hasil jerih payahnya dan hanya dia tanpa campur tangan siapapun termasuk Allah SWT.
Namun perlahan, seakan-akan Allah SWT kembali berbicara kepadanya mengenai kehidupan dan tujuan akhir kehidupan.
Egonya masih bertahan hingga pada 2021, saat ulang tahunnya pada September. Dia merasa seperti mata dan hatinya terbuka bahwa Islam merupakan sebuah jalan kehidupan yang tepat untuk dipilih.
Meski demikian, sebagai petarung, Lee memang tidak terlalu senang dengan hidup hedonis. Karena sebagai atlet disiplin merupakan hal utama.
Banyak petarung yang memenangkan kejuaraan karena mereka hidup disiplin. Dan sebagian besar dari mereka adalah petarung Muslim.
Tidak dimungkiri gaya hidup seorang Muslim membuat seorang petarung terbiasa hidup disiplin dan membantu mereka dalam memenangkan kejuaraan.
Terkait ibadah, Lee mengaku awalnya mengalami kesulitan untuk melaksanakan sholat lima waktu dengan rutin. Namun setelah lima bulan Lee perlahan telah terbiasa untuk menjalankan kewajiban setiap Muslim tersebut.
Kini menjadi setelah menjadi seorang Muslim, bertarung bukan hanya sekadar bertarung. Tetapi bagi Lee bertarung pun memiliki nilai jihad di dalamnya.
Lee juga merasa bahwa kemenangan atau kekalahan tidak semata hanya berkat dirinta sendiri. Bahwa ada campur tangan Allah SWT di dalamnya.
Ketika menang, Lee tidak akan merasa sombong atau jumawa. Demikian juga ketika mengalami kekalahan dia tidak akan merasa marah atau keceea terlalu dalam. Bahwa segala hal di dunia yang telah terjadi segalanya atas izin Allah SWT.