Lebih dari 180 orang tewas dan 1.800 lainnya luka-luka dalam tiga hari pertempuran antara faksi-faksi yang bersaing di Sudan. Hal ini disampaikan oleh perwakilan khusus PBB untuk negara itu.
“Ini adalah situasi yang sangat sangat sulit untuk mengatakan ke mana keseimbangan bergeser,” ujar Volker Perthes terkait kekerasan antara tentara dan pasukan paramiliter yang dipimpin oleh jenderal saingan.
Utusan PBB untuk Sudan mengatakan kedua belah pihak dalam pertempuran tersebut “tidak memberi kesan bahwa mereka menginginkan mediasi untuk perdamaian di antara mereka”.
“Kedua belah pihak yang berperang tidak memberi kesan bahwa mereka menginginkan mediasi untuk perdamaian di antara mereka segera,” ujar utusan PBB untuk Sudan Volker Perthes saat berbicara kepada wartawan di New York melalui video.
Dia menambahkan bahwa para pemimpin yang bertikai telah bereaksi “positif” terhadap panggilan teleponnya.
Utusan itu mengatakan dia tidak dapat menilai siapa yang berada di atas angin dalam pertempuran karena situasinya berubah-ubah.
Gedung Putih telah menyerukan gencatan senjata dan mengatakan para pejabat AS berhubungan dengan para pemimpin militer.
“Kami menyesalkan meningkatnya kekerasan dari Khartoum dan tempat lain di Sudan. Kami menyerukan gencatan senjata segera tanpa syarat antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF),” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.