Sedikitnya lima migran tenggelam dan 66 lainnya diselamatkan dalam insiden yang melibatkan kapal penyelundup manusia di dekat pulau tak berpenghuni di sebelah barat Puerto Rico, kata para pejabat di Amerika Serikat.
Mayat-mayat itu ditemukan pada hari Kamis oleh Penjaga Taman Sumber Daya Alam dan Lingkungan Puerto Rico di Pulau Mona. Penjaga pantai mengatakan dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa 66 orang yang selamat termasuk dua anak di bawah umur telah mendarat dengan selamat.
“Para penyelundup biasanya memaksa para migran untuk turun di tengah laut, tampaknya lima migran tenggelam dalam proses tersebut,” Jeffrey Quinones, pejabat urusan publik untuk Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai AS (CBP), mengatakan seperti dikutip kantor berita Reuters dalam sebuah wawancara telepon.
Juru bicara Penjaga Pantai AS Ricardo Castrodad mengatakan kepada The Associated Press bahwa kapal itu melarikan diri dari tempat kejadian, dan tidak jelas berapa banyak orang yang masih berada di dalamnya pada saat itu.
Seorang pejabat CBP mengatakan kepada surat kabar Miami Herald bahwa sebagian besar orang diyakini sebagai orang Haiti.
Insiden itu adalah yang kejadian terbaru dalam serangkaian pelayaran mematikan melintasi Karibia utara yang membawa sebagian besar warga Haiti yang melarikan diri dari negara mereka di tengah lonjakan pembunuhan dan penculikan terkait geng. Banyak orang Haiti telah menuju ke AS.
Sebagian besar mencoba memasuki AS melalui darat, melalui perbatasan selatan dengan Meksiko. Tetapi mulai Maret 2020, AS telah memberlakukan ‘Tiltle 42’, aturan era pandemi yang telah mencegah sebagian besar orang meminta suaka di perbatasan. Di bawah tindakan itu, banyak warga Haiti telah diusir ke pulau mereka yang dilanda krisis dengan penerbangan deportasi.
Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah pihak berwenang di Bahama menemukan mayat 17 migran dan menyelamatkan 25 lainnya setelah kapal mereka terbalik. Investigasi unsur kriminal terus berlanjut.