Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, tiba di Singapura untuk mengawali tur singkatnya di Asia Tenggara untuk menawarkan jaminan komitmen Washington ke kawasan itu di tengah kekhawatiran atas pengaruh China yang berkembang di sana.
Disansir kantor berita Reuters, mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan bahwa perjalanan Kamala Harris, yang dimulai pada hari Minggu, akan menunjukkan bahwa Washington berada di Asia Tenggara “untuk tinggal”.
Sementara AFP mengutip seorang pejabat mengatakan bahwa wakil presiden “akan menjelaskan sepanjang perjalanan bahwa kami memiliki tujuan. komitmen yang langgeng terhadap kawasan”.
Para ahli mengatakan Kamala Harris harus menghadapi pertanyaan tentang ketergantungan AS setelah penarikannya yang kacau dari Afghanistan dan pengambilalihan cepat oleh Taliban atas negara itu.
“Apa yang terjadi di Afghanistan cukup membuat frustrasi dan mengecewakan banyak negara,” ujar Yun Sun, co-director Program Asia Timur di think tank Stimson Center.
“Kekhawatirannya adalah suatu hari ketika Amerika Serikat menentukan bahwa Anda tidak lagi penting, mereka hanya dapat berkemas dan pergi dan tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk itu,” ujarnya dikutip dati Reuters.
Evakuasi yang kacau dan berkelanjutan dari ibu kota Afghanistan, Kabul, mengingatkan Kembali kondisi penarikan AS tahun 1975 dari Vietnam, ketika helikopter AS mengangkut pengungsi terakhir dari atap kedutaan, saat pasukan Viet Cong maju.
Setelah perang, Washington berusaha mengisolasi pemerintah Vietnam yang diperintah Komunis selama 20 tahun, namun sekarang kedua negara tersebut menikmati hubungan hangat disamping keprihatinan AS terkait hubungan China dengan Vietnam.
Kamala Harris diperkirakan akan mengunjungi Vietnam pada hari Selasa setelah tiga hari di Singapura. Dia akan menghabiskan dua hari di Vietnam dan akan menjadi wakil presiden AS pertama yang mengunjungi negara itu.