Iklan
Iklan

Kerusuhan Pecah di Kazakhstan, Warga Sipil dan Polisi Tewas Dipenggal

- Advertisement -
Para pengunjuk rasa berkumpul dan menyerbu gedung-gedung pemerintah di seluruh Kazakhstan, menggulingkan patung presiden pertamanya, Nursultan Nazarbayev, dan membakar bekas kediamannya serta bentrok dengan polisi.

Tetapi karena petugas penegak hukum di Kazakhstan kebingungan tampaknya tidak dapat menghentikan aksi unjuk rasa, kekerasan dan penjarahan.

Warga sipil dan polisi tewas dalam bentrokan tersebut, dan petugas dilaporkan dipenggal. Namun, tidak ada rincian tentang korban pengunjuk rasa di negara yang dikontrol ketat itu, di mana pemadaman internet pada hari Rabu membuat lebih sulit untuk mengakses informasi yang dapat dipercaya.

“Bagi sebagian orang, ini adalah pemberontakan yang populer, dan bagi sebagian orang – peluang bagus untuk memulihkan Uni Soviet dengan mengorbankan para diktator yang ketakutan yang mengkhianati negara mereka untuk menyelamatkan kulit mereka dan apa yang tersisa dari kekuasaan mereka,” ujar Nikolay Mitrokhin, seorang ahli di wilayah tersebut. dan peneliti di Universitas Bremen Jerman, dikutip dari Al Jazeera.

Kremlin mengatakan Kazakhstan dapat “secara mandiri menyelesaikan masalah domestiknya” dan memperingatkan terhadap campur tangan asing.

Pada saat yang sama, aliansi militer yang dipimpin Rusia dari negara-negara bekas Soviet menuju ke Kazakhstan dalam upaya untuk memulihkan ketertiban.

 

Kazakhstan

Sementara pejabat Kazakh menyebut para pengunjuk rasa sebagai “ekstremis”, kerumunan sebagian besar pemuda Kazakh tidak terkoordinasi, tidak memiliki pemimpin yang jelas dan tidak didukung oleh oposisi Kazakhstan yang terpinggirkan dan terpecah.

Sementara, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mengimbau seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Kazakhstan untuk selalu waspada dan berhati-hati serta menjauhi kerumunan, menyusul status darurat yang diumumkan oleh presiden negara itu.

“Sehubungan dengan perkembangan situasi di Kazakhstan dan diumumkannya state of emergency oleh Presiden Kazakhstan. Seluruh WNI diminta untuk tidak bepergian ke luar rumah kecuali untuk hal-hal yang penting,” kata KBRI dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Seluruh WNI diminta mematuhi aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat, menjaga ketertiban dan tidak ikut dalam aksi-aksi massa yang dilakukan di wilayah setempat.

“WNI juga diimbau untuk tidak memberikan komentar yang bersifat publik terhadap perkembangan situasi dalam negeri Kazakhstan,” kata KBRI.

WNI juga diminta untuk saling berkomunikasi dengan sesama WNI yang berada di wilayah masing-masing.

“Berkomunikasi dengan KBRI melalui grup WNI maupun jalur-jalur komunikasi yang memungkinkan untuk memberi update kondisi masing-masing dan melaporkan hal-hal yang penting diketahui bersama,” demikian bunyi keterangan KBRI.

Untuk informasi dan bantuan, WNI bisa menghubungi alamat KBRI di Sarayshyq St 22, Nur-Sultan 020000; nomor telepon KBRI (hari dan jam kerja) 8 (7172) 790670;  serta hotline KBRI (24 jam melalui sms, telepon atau WA) +77718360245.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA