Iklan
Iklan

Kabur dari Pangkalan di Ukraina, Tentara Rusia Dibunuh Pihak Berwenang

- Advertisement -
Pihak berwenang Rusia telah membunuh seorang tentaranya yang meninggalkan pangkalan militer di Ukraina pada Rabu (18/1).

Media pemerintah mengidentifikasi pria berusia 31 tahun ini sebagai pembelot bersenjata dari pertempuran di Ukraina, Dmitry Perov.

“Dmitry Perov dicari karena meninggalkan unit militernya tanpa izin. Dia ditemukan, lalu dibunuh,” jelas pemerintah Oblast Lipetsk di wilayah barat Rusia, dilansir dari Kumparan, Kamis (19/1).

“Situasinya terkendali. Tidak ada ancaman bagi warga. Investigasi sedang dilakukan,” imbuhnya.

Pemerintah tidak membeberkan bagaimana otoritas membunuh pria tersebut. Cabang lokal dari jaringan televisi negara, VGTRK, menyebut tentara ini melarikan diri dari zona “operasi militer khusus” di Ukraina dengan membawa senapan dan granat pada 13 Januari.

Ketika menerbitkan pemberitahuan tentang pencariannya, media pemerintah menduga bahwa dia mungkin menuju desa asalnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, sudah ada beberapa kasus pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi (desersi) antara tentara Rusia yang bertempur di Ukraina.

Surat kabar Kommersant melaporkan ada delapan prajurit didakwa atas desersi lantaran menolak berperang di Ukraina pada Rabu (18/1).

Mereka meninggalkan pangkalan militer di timur Ukraina pada akhir Desember 2022. Menumpangi taksi, mereka berhasil kembali ke Rusia.

Ketika mengeluarkan dekrit mobilisasi parsial pada tahun lalu, Rusia juga memperketat undang-undang tentang desersi.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperkenalkan hukuman hingga sepuluh tahun penjara bagi orang yang membelot atau menolak berperang. Putin mulai memerintahkan mobilisasi 300.000 personel cadangan untuk berperang di Ukraina pada 21 September 2022.

Sejak saat itu, politikus hingga tokoh masyarakat telah mengkritik pelaksanaannya yang kacau balau. Ratusan ribu orang melarikan diri ke negara-negara tetangga. Sebagian lainnya bersembunyi dari perekrut militer atau mencari bantuan hukum agar terbebas.

Warga yang kabur menumpangi mobil, mengayuh sepeda, atau bahkan berjalan kaki melintasi perbatasan. Penerbangan ke luar negeri bahkan terjual habis meskipun harganya melonjak naik.

Antrean mobil pun mengular menuju perbatasan, sedangkan stasiun bus menghentikan layanan perjalanan menuju kota perbatasan. Sebagai tanggapan, pihak berwenang mulai membuka lebih banyak kantor pendaftaran wajib militer di dekat perbatasan Rusia.

Ketika mencegat warga yang melarikan diri dari mobilisasi, otoritas menyerahkan surat panggilan bagi semua pria yang memenuhi syarat.

Militer Rusia mengaku memprioritaskan warga yang memiliki pengalaman atau kemampuan militer khusus. Kendati demikian, otoritas sempat dilaporkan karena mengabaikan riwayat kesehatan, status pelajar, dan bahkan usia warga.

Putin akhirnya mengakui adanya kesalahan-kesalahan tersebut selama mobilisasi dan merombak kembali implementasinya.

Trending Topic

Subscribe
Notify of

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Iklan

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA